Liputan6.com, Jakarta Hari Kue Internasional diperingati setiap tahun pada tanggal 26 November. Perayaan ini untuk menghormati keragaman lezat dari berbagai kue di seluruh dunia.
Sebagai sebuah perayaan global, tanggal yang ditentukan untuk merayakan keindahan dan kelezatan dari aneka kue yang menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai budaya.
Kue tidak hanya menjadi sekadar makanan pencuci mulut, tetapi juga merupakan simbol dari warisan budaya, cerita keluarga, dan keahlian tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Advertisement
Baca Juga
Di setiap sudut dunia, kue memiliki peran penting dalam perayaan, ritual keagamaan, festival, dan momen penting lainnya. Dalam merayakan Hari Kue Internasional, kita tidak hanya menikmati kelezatan kue-kue dari berbagai belahan dunia, tetapi juga memahami makna di balik setiap resep klasik.
Misalnya, kue Stroopwafel dari Belanda yang memiliki sejarah panjang dan teknik khas pembuatannya, atau Mochi dari Jepang yang menjadi simbol kebersamaan dan perayaan di berbagai festival.
Pentingnya Hari Kue Internasional tidak hanya dalam hal mengeksplorasi rasa-rasa baru, tetapi juga dalam memahami kearifan lokal, bahan-bahan tradisional, serta proses pembuatan yang terkadang membawa cerita yang kaya akan sejarah dan budaya.
Perayaan ini juga menjadi momen untuk menghargai para koki dan pekerja di balik layar yang secara penuh dedikasi menciptakan karya seni rasa ini. Dari baker rumahan hingga koki profesional, semuanya memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan dan kesinambungan dari warisan kue yang kita nikmati.
Resep Klasik
Mari rayakan Hari Kue Internasional dengan menghidupkan kembali resep klasik dari berbagai belahan dunia atau bahkan dengan mencoba menciptakan kue baru yang menggabungkan berbagai elemen dari budaya yang berbeda.
Ini adalah kesempatan untuk merayakan keragaman kita melalui kelezatan yang menghubungkan kita semua.
Sejatinya, Hari Kue Internasional tidak hanya tentang kue-kue itu sendiri, tetapi juga tentang bagaimana makanan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai budaya di seluruh dunia.
Hal ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita berbeda, kelezatan dan seni kue dapat menjadi bahasa universal yang menghubungkan kita semua.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement