Cerita 2 Penyandang Difabel Ahli Pijat di Media Center Piala Dunia U-17 di Solo

Perhelatan Piala Dunia U-17 di Indonesia telah resmi selesai dengan berakhirnya laga final antara Timna U-17 Jerman melawan Timnas U-17 Perancis yang melahirkan juara Piala Dunia U-17 Indonesia yakni Timas Jerman.

oleh Dewi Divianta diperbarui 03 Des 2023, 05:30 WIB
Diterbitkan 03 Des 2023, 05:30 WIB
Mengintip Fasilitas Peliput Piala Dunia U-17 di Media Center Solia Zigna Laweyan Solo
Mengintip Fasilitas Peliput Piala Dunia U-17 di Media Center Solia Zigna Laweyan Solo (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - Perhelatan Piala Dunia U-17 di Kota Surakarta menyisakan kenangan untuk dua penyandang difabel ini, mereka adalah Sugeng Nur Ahmad (39) dan Sartono (48) yang turut berpartisipasi dalam kegiatan di ruang Media Information Center Piala Dunia U-17 yang dibuka sejak tanggal 10 November 2023 lalu hingga bapak final 2 Desember 2023.

Sugeng bercerita dia bersama dengan rekannya itu didapuk sebagai ahli relaksasi (pijat) untuk membantu rekan-rekan media yang kelelahan usai meliput kegiatan Piala Dunia U-17 di lapangan atau di area information center di sela melakukan tugas-tugas jurnalistiknya. 

Menurutnya selama kurang lebih 1 bulan mereka berada di Media Information Center Piala Dunia U-17 Solia Zigna, Laweyan, Solo memberikan fasilitas pijat relaksasi untuk semua yang hadir tiap hari di ruang media center tersebut. Dirinya mengaku bersyukur mendapatkan kesempatan yang dipercayakan oleh Kominfo dan stake holder terkait yang mendukung terselenggaranya helatan kompetisi kelompok umur tersebut.

"Kami selaku difabel diajak bergbung di sini (media center/information center)dan dipercaya membantu dalam kegiatan Piala Dunia U-17. Membantu teman-teman media yang kecapekan, biasnaya keluhan mereka kecapekan di punggung dan kaki," kata dia kepada Liputan6.com, Sabtu (2/12/2023).

 

Simak Video Pilihan Ini:

Gandeng Ahli Pijat Difabel

Ia bersama dengan rekannya Sartono tak pernah lelah menerima permintaan rekan media ataupun dari staf Kominfo untuk membantu meredakan keluhan yang diutarakan ke mereka. Dengan cekatan tangan-tangan mereka memijit bagian-bagian tubuh yang dikeluhkan itu.

"Biasanya diminta pijat bagian pundak, tangan, dan kaki. hari ini hari terakhir agak sedih karena bakal pisah sama rekan-rekan media, Kominfo, dan Telkom. Semoga ke depan semakin banyak pihak yang menggandeng kita para difabel dalam kegiatannya. Di sini satu bulan tentu banyak pengalaman baru bisa ketemu rekan media dari berbagai daerah," tutur dia.

Menariknya tak hanya fasilitas ahli pijat dari para disalabilitas, namun di ruang information center Piala Dunia U-17 tersebut juga disediakan dua buah kursi pijat yang bisa digunakan oleh rekan media ketika dua orang pemijat masih melayani pasien lainnya.

Sugeng yang menjagokan Timnas U-17 Jerman itu mengaku senang dilibatkannya mereka dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, terlebih even tersebut adalah kompetisi Piala Dunia U-17.

"Terima kasih Kominfo kesempatan yang diberikan kepada kami para kaum difabel. Terima kasih juga kepada semua rekan media, staf Hotel Solia Zigna Laweyan, Solo dan Telkom atas keramahaannya," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya