Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan Dibangun dengan Prinsip Green Construction

Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan di Sumatera Utara (Sumut) yang dikerjakan Hutama Karya Infrastruktur (HKI) menjadi pilot project untuk penerapan green construction di lingkungan usaha Hutama Karya.

oleh Reza Efendi diperbarui 29 Des 2023, 17:21 WIB
Diterbitkan 29 Des 2023, 17:21 WIB
Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan
Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan (Dok: Hutama Karya)

Liputan6.com, Medan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan di Sumatera Utara (Sumut) yang dikerjakan Hutama Karya Infrastruktur (HKI) menjadi pilot project untuk penerapan green construction di lingkungan usaha Hutama Karya.

Direktur Utama HKI, Aji Prasetyanti mengatakan, green construction pada jalan tol ini diimplementasikan mulai dari proses perancangan hingga konstruksinya. Pelaksanaan green construction merupakan bentuk penerapan dari Peraturan Menteri PUPR Nomor 9 Tahun 2021 mengenai konstruksi berkelanjutan, yang diharapkan dapat menjamin proses konstruksi yang ramah lingkungan dan juga berdampak terhadap keberlanjutan konstruksi.

Pada Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, HKI mengimplementasikan 14 kriteriakonstruksi berkelanjutan. Salah satu aspeknya adalah standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan yang direalisasikan dengan melakukan identifikasi rona awal lingkungan sekitarproyek untuk memetakan potensi risiko lingkungan dan pengendaliannya selama prosespembangunan.

"Lalu dituangkan ke dalam Rencana Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi," kata Aji dalam keterangan resmi diperoleh Liputan6.com, Jumat (29/12/2023).

Pada aspek konservasi energi, implementasi green construction dilakukan melalui penggunaan LEDlamp, smart lamp, dan solar cell pada akses tol STA 00 on ramp. Sementara pada aspek konservasiair, HKI memanfaatkan sistem gravitasi pada menara air serta menggunakan saniter hemat air di tolgate dan kantor pengelola tol di Stabat.

"Tidak hanya itu, konservasi air juga diimplementasikan dengan penggunaan rumput solid sodding untuk proteksi lereng dari gerusan air serta menahan limpasan air hujan di sekitar mainroad," Aji menuturkan.

 

Penghijauan

Gerbang Tol Stabat
Gerbang Tol Stabat (Dok: Hutama Karya)

Diterangkan Aji, penghijauan dengan penanaman jenis pohon berkayu seperti Mahoni juga dilakukan HKI di sepanjang lereng jalan tol, interchange, kantor proyek dan kantor pengelola. Selain daunnya yang berfungsi mengurangi polusi udara, akar pohon berkayu tersebut bermanfaat sebagai proteksi lereng dari longsoran serta meningkatkan persediaan air tanah.

Tanaman perdu berbunga seperti bugenvil, bunga raya, nusa indah juga ditanam di sepanjang akses masuk gerbang tol, interchange, dan kantor pengelola yang berfungsi menambah keindahan jalan tol.

Untuk memenuhi aspek kesehatan dan kenyamanan, HKI melakukan uji kualitas lingkungan secara berkala meliputi pengukuran tingkat kebisingan dan getaran serta kualitas air permukaan dan kualitas udara di sekitar lokasi konstruksi, menyediakan area terbuka hijau, menangani debu selama proses mobilisasi, serta menggunakan peralatan konstruksi yang memenuhi nilai ambang batas emisi.

Dari sisi manajemen lingkungan, HKI menyediakan infrastruktur pengelolaan limbah cair dan padat baik di lokasi kantor proyek, area pekerjaan, maupun kantor pengelola yang diserahterimakan.

Selain itu, disediakan pula sistem drainase temporer di area pekerjaan maupun pemeliharaan serta sistem drainase di mainroad serta kantor pengelola Stabat. Pembangunan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan juga mempertimbangkan aspek sumber dan siklus material.

Pada pembangunan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, HKI memanfaatkan material lokal sebanyak 15 persen dan menggunakan material prefabrikasi sebanyak 26 persen untuk mencegah timbulnya waste. Dalam pengelolaan material dan waste, HKI menerapkan prinsip reuse dengan memanfaatkan material hasil galian tanah.

"Material tanah yang masih dapat dipakai akan dibawa ke lokasi pekerjaan timbunan. Pemanfaatan sisa steel pipe untuk modifikasi spun pile juga menjadi salah satu implementasi recycle dalam pelaksanaan green construction," terangnya.

Desain Jalan Tol

Gerbang Tol Binjai
Gerbang Tol Binjai (Dok: Hutama Karya)

Dari aspek tepat guna lahan, pada desain pembangunan jalan tol tepatnya STA 0+000 s.d STA16+159 juga dilakukan perubahan trase. Perubahan ini dilakukan agar tidak banyak merelokasi permukiman warga serta area persawahan yang berfungsi sebagai lahan tanaman pangan berkelanjutan.

Lahan permukiman terdampak yang pada desain awal seluas 20,86 hektare berkurang menjadi 8,59 hektare serta lahan pertanian terdampak berkurang dari 40,79 hektare menjadi 0,74 hektare.

Dari sisi sosial, HKI juga berusaha mengurangi disparitas sosial dengan memperhatikan inklusivitaskepada masyarakat seperti melibatkan pekerja dan vendor lokal dalam proses pembangunan.

Partisipasi tenaga kerja lokal Provinsi Sumut dalam pembangunan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan mencapai 49 persen. Tidak hanya itu, 10 persen tenaga kerja yang berkontribusi dalam pembangunan ini merupakan tenaga kerja wanita, disabilitas, dan kaum marginal.

UMKM lokal juga berperan dalam penyediaan barang dan jasa dengan persentase sebesar 34 persen dari keseluruhan pengadaan yang dilakukan.

"Dalam aspek estetika dan pelestarian budaya, HKI juga turut melestarikan budaya lokal dengan mengadaptasi desain yang mengangkat nuansa adat Melayu," Aji mengungkapkan.

Penilaian Kinerja

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan dua hambatan dalam pengerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Binjai-Pangkalan Brandan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) meninjau pengerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Binjai-Pangkalan Brandan. (dok: Arief)

Pada 23 hingga 27 Oktober 2023 lalu telah dilakukan penilaian kinerja konstruksi berkelanjutan di Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, tepatnya pada seksi Binjai-Stabat. Penilaian ini dilakukanoleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Direktorat Keberlanjutan Konstruksi.

Sampai dengan saat ini, tersisa 2 tahap terakhir dari rangkaian penilaian yaitu penyampaian kinerja penilaian green construction kepada Menteri PUPR dan penetapan predikat konstruksi berkelanjutan.

"Kami berharap memperoleh hasil yang baik, sehingga Proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan sukses menjadi pilot project dengan prinsip green construction dan kelak menjadi acuan penyeragaman prinsip green construction di proyek HKI lainnya," Direktur Utama HKI, Aji Prasetyanti menyebutkan.

Hingga November 2023, progres pengerjaan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan (57 km) mencapai 89,54 persen. Tahap I Jalan Tol Binjai-Stabat (12 km) telah dioperasikan pada tahun 2022, Tahap II Stabat-Kuala Bingai sepanjang (9 km) telah dioperasikan pada Oktober 2023 lalu.

Sementara, Tahap III Kuala Bingai-Tanjung Pura (18 km) telah melalui uji laik fungsi (ULF) pada 5 Desember lalu dan ditargetkan untuk difungsionalkan pada libur Hari Raya Natal & Tahun Baru 2024. Tahap IV Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang (18 km) kini masih dalam proses konstruksi.

HKI juga masih mengerjakan sejumlah ruas JTTS lainnya seperti Jalan Tol Padang-Sicincin (37 km), Pekanbaru-Bangkinang (40 km), Bangkinang-Pangkalan (6,2 km), serta Lingkar Pekanbaru (30,57 km).

Untuk proyek non JTTS, HKI kini tengah mengerjakan proyek SMO Construction Services di Pertamina Hulu Rokan Riau, Penggantian/Duplikasi 29 Jembatan Callender Hamilton (CH) di Pulau Jawa, dan Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Paket II sepanjang 11,2 km.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya