ISPA dan Malaria Hantui Warga di Lereng Gunung Lewotobi yang Terus Erupsi

Selain ISPA, warga yang menempati posko pengungsian itu juga terserang penyakit diare dan malaria

oleh Ola Keda diperbarui 15 Jan 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 05:00 WIB
Warga terdampak erupsi gunung Lewotobi menghuni posko pengungsian (Liputan6.com/Ola Keda)
Warga terdampak erupsi gunung Lewotobi menghuni posko pengungsian (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Flores - Sebanyak 1.518 warga terdampak erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA).

Selain ISPA, warga yang menempati posko pengungsian itu juga terserang penyakit diare dan malaria.

"Data penyakit yang muncul akibat erupsi gunung lewotobi laki-laki dari tanggal 1- 13 Januari 2024 yaitu penyakit Ispa, diare dan malaria. Penyakit ISPA : 1518 kasus, penyakit diare 39 kasus dan penyakit malaria 1 kasus," ujar Plt Kalak BPBD Flores Timur, Achmad Duli dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Minggu 14 Januari 2024.

Ia mengatakan ada delapan desa terdampak di tiga kecamatan yakni, kecamatan Wulanggitang, kecamatan Ile Bura dan kecamatan Solor Barat.

Di kecamatan Wulanggitang mencakup Desa Nawokote (dusun Duang dan dusun Bawalatang), Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya dan Desa Boru (dusun Podor).

Sedangkan di Kecamatan Ile Bura mencakup Desa Dulipali, Nobo dan Desa Nurabelen. Sementara satu wilayah di Kecamatan Solor Barat yang ikut terdampak yakni Kelurahan Ritaebang.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Masa Tanggap Darurat Diperpanjang

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), memperpanjang masa tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang hingga 24 Januari 2024.

Sekretaris Daerah (Sekda) Flores Timur Petrus Pedo Maran mengatakan, perpanjangan masa darurat itu lantaran adanya peningkatan erupsi pada 9 Januari lalu.

"Atas rekomendasi pos pengamatan gunung api, pj bupati sudah keluarkan masa tanggap darurat dari tanggal 10 sampai 24 Januari," katanya.

Ia menjelaskan status masa tanggap darurat bencana ini ditetapkan oleh pemerintah daerah, namun penanganan bencana dilakukan oleh semua elemen dari pusat, daerah, dan lembaga non-pemerintah.

"Pemerintah daerah membutuhkan dukungan agar semua warga terdampak dapat tinggal sementara di satu lokasi yang sama," katanya.

Kebutuhan mendesak saat ini, menurut dia, yakni tenda penampungan skala besar beserta alas tidur serta fasilitas dapur umum.

"Dan yang paling penting itu kebutuhan anak sekolah, perlu diberi perhatian lebih khususnya soal gizi," ucapnya.

Ia menambahkan akibat dinaikan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III Siaga ke Level IV Awas, warga masyarakat Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ilebura mengungsi ke lokasi pengungsian yang sudah disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur yaitu di perbatasan Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya