Kuliner Kesultanan Pali-Pali, Sajian Istimewa di Meja Makan Sultan

Bagi masyarakat Ternate, pali-pali merupakan makanan yang cukup sakral. Bahkan, tak semua orang layak membuat pali-pali.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Jan 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2024, 00:00 WIB
Pesona keindahan Gunung Gamalama di Ternate
Pesona keindahan Gunung Gamalama di Ternate. (Dok: Instagram @dhaniswanardi)

Liputan6.com, Maluku - Pali-pali merupakan kuliner sejenis lontong khas Ternate. Konon, makanan ini adalah sajian kesukaan para sultan di Ternate.

Pali-pali berbentuk bulat lonjong, layaknya lontong. Namun, makanan ini dikemas dalam anyaman, layaknya ketupat.

Mengutip dari indonesiakaya.com, pali-pali merupakan sajian kesukaan para Sultan di Ternate. Bahkan, konon makanan ini biasanya hanya dibuat ketika ada acara kesultanan saja.

Pali-pali dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam kemasan anyaman daun lontar. Berbeda dengan ketupat atau makanan semacamnya, pali-pali dibuat tanpa menggunakan santan.

Untuk membuat pali-pali dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Lamanya waktu pembuatan berkaitan dengan proses mengukus pali-pali mentah hingga terbentuk.

Dari segi rasa, kuliner Ternate memiliki cita rasa khas mirip ketupat. Hal itu karena penggunaan daun lontar sebagai pembungkusnya.

Hal ini membuat pali-pali nikmat meski dimakan langsung tanpa tambahan apapun. Namun, masyarakat setempat biasanya menyantap pali-pali bersama gohu ikan atau makanan khas Ternate lainnya.

Bagi masyarakat Ternate, pali-pali merupakan makanan yang cukup sakral. Bahkan, tak semua orang layak membuat pali-pali.

Pasalnya, kehadiran pali-pali hanya ditunggu ketika ada acara-acara khusus kesultanan. Tak hanya itu, untuk membuat pali-pali seseorang harus mendapatkan restu dari keluarga Kesultanan yang biasanya berlaku secara turun-temurun.

Meski tampak sederhana, pali-pali justru sangat istimewa karena dianggap sebagai kuliner sultan. Tak heran, jika masyarakat Ternate terus melestarikan sajian ini agar tetap eksis dan tidak tergeser dengan kuliner modern.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya