Liputan6.com, Pekanbaru - Banjir masih merendam kilometer 83 Jalan Lintas Timur Sumatra di Kabupaten Pelalawan. Debit air belum aman dilalui tapi sejumlah sopir memaksa lewat sehingga tak jarang kendaraan alami mogok.
Keadaan ini membuat antrian mengular. Personel Satuan Lalu Lintas Polres Pelalawan terus berusaha mengurai kemacetan dengan rekayasa serta buka tutup jalan.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pelalawan Ajun Komisaris Akira Ceria SIK menjelaskan, banjir di kilometer tersebut kembali naik karena pembukaan pintu PLTA Koto Panjang.
"Pengendara diharap mengikuti arahan dari petugas di lapangan, jangan terobos karena bisa menyebabkan kemacetan," kata Akira, Minggu siang, 28 Januari 2024.
Banjir di kilometer itu terjadi sejak awal Desember tahun lalu. Selama itu pula, Akira bersama anggotanya siaga di lokasi hingga larut malam dan kembali lagi pada pagi harinya mengatur lalu lintas.
Mendorong kendaraan mogok sudah menjadi hal biasa bagi perwira pertama polisi wanita ini. Mantan Kasat Lantas Polres Kota Dumai itu bahu membahu bersama anggota mendorong kendaraan roda empat agar tidak menambah kemacetan.
"Kami hadir memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan," jelas Akira.
Selama di lokasi, Akira tak lupa memberikan himbauan kepada masyarakat menjelang hari pencoblosan 14 Februari atau pemilihan umum (Pemilu). Masyarakat diajak berpartisipasi menyukseskan pesta demokrasi agar berjalan aman, damai dan lancar.
"Selain edukasi keselamatan lalu lintas, masyarakat di lokasi banjir diajak tidak mudah terpengaruh isu negatif, berita bohong (hoax), ujaran kebencian dan isu SARA, gunakan hak pilih pada 14 Februari 2024," imbau Akira.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Pemilu Damai
Akira menjelaskan, Jalan Lintas Timur Sumatera memiliki peran penting dalam mobilitas masyarakat menuju Jambi, Sumatra Selatan hingga Bengkulu atau sebaliknya ke Sumatra Utara dan Aceh. Tak ayal kondisi ini juga digunakan memberikan imbauan Pemilu damai.
"Ini dalam rangka menyejukkan suasana Pemilu, cooling system agar masyarakat tidak mudah terprovokasi jelang pencoblosan karena bisa merusak kesatuan negara," imbuh Akira.
Akira berharap seluruh lapisan masyarakat berperan serta menjaga situasi kondusif hingga Pemilu nanti usai. Warga diminta melapor ke polisi kalau menemukan gangguan keamanan.
"Dengan demikian bisa diantisipasi dan ditindaklanjuti dengan cepat, tepat dan selektif untuk menghindari terjadinya gangguan yang mengganggu Pemilu 2024," jelas Akira.
Advertisement