Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta selalu punya cerita dan kenangan bagi orang-orang yang pernah tinggal atau sekadar mampir untuk berwisata. Begitupun bagi para pemain Bima Perkasa Jogja (BPJ) yang berasal dari berbagai daerah serta mancanegara.
Mereka sangat mengagumi Yogyakarta saat diajak menyusuri jalur sumbu filosofi dengan bus Jogja Heritage Track pada Sabtu (24/2/2024). Restu Dwi Purnomo dkk jalan-jalan dengan cara menjelajahi jalur sumbu filosofi dalam balutan sejarah dan budaya, mereka dipandu edukator sepanjang perjalanan yang memaparkan kisah-kisah menarik di kawasan kota.
Pemain asing Bima Perkasa Garrius Holloman mengaku sangat kagum dengan sejarah Yogyakarta setelah mendengar penjelasan dari edukator sepanjang perjalanan.
Advertisement
Baca Juga
Katanya, setiap tempat punya nilai dan kisah sejarahnya. Menurut dia, hal tersebut adalah suatu hal yang luar biasa seakan sedang dibawa oleh mesin waktu ke masa lalu di Yogyakarta.
"Saya sangat menikmati tiap cerita dari edukator selama perjalanan dalam bus. Saya belajar banyak tentang nilai sejarah kota ini. Respect," kata Garrius, pemain asal Amerika Serikat itu.
Perjalanan dimulai dari kantor Yogyakarta Tourisme Training Center. Sebelum naik bus, para pemain kompak mengenakan blangkon mondolan dan motif khas Jogja.
Rute perjalanan bus melewati Tugu Pal Putih ke selatan menuju jalan Malioboro lalu berhenti di Museum Sonobudoyo. Para pemain diajak melihat museum yang juga banyak menyimpan nilai historis ini. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke Panggung Krapyak di bagian selatan Kraton.
Mengenal Lebih Jauh
Pemain asal Kabupaten Bantul, Avin Kurniawan menceritakan beberapa kisah kepada rekan-rekannya saat singgah di selatan Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Katanya, tempat itu adalah salah satu tonggak sejarah Yogyakarta dan Indonesia.
"Ini mahakarya Sri Sultan Hamengku Buwono I yang juga pemrakarsa sumbu filosofi yang penuh dengan nilai kebaikan. Panggung ini dulunya digunakan sebagai pos berburu sekaligus daerah pertahanan dari binatang buas karena di sini dulu hutan," ujar Avin.
pelatih BPJ Predrag Lukic mengaku sangat senang melihat anak asuhnya pergi untuk melakukan aktivitas tersebut. Kata dia, para pemain Bima Perkasa Jogja sudah seharusnya mengenal lebih dekat kota yang ditinggalinya saat ini, sehingga mengerti nilai-nilai sejarah yang termanifestasikan lewat banyak hal, salah satunya olahraga.
"Sekaligus agar lebih segar saat kembali latihan," ucap Predrag.
Perjalanan dari kantor JTTC-Tugu-Sonobudoyo-Panggung Krapyak-JTTC memakan waktu kurang lebih dua jam. Sore harinya para pemain kembali berlatih untuk menghadapi partai tandang menghadapi Satria Muda dan Hangtuah awal Maret nanti di Jakarta.
Penulis: Taufiq Syarifudin
Advertisement