Gunung Ili Lewotolok Siaga, Pemerintah Desa Buka Posko Siaga Darurat

Pembangunan posko siaga darurat ini merupakan kesepakatan dalam Rapat Koordinasi Satuan Komando Penanganan Darurat Bencana di Kantor BPBD Kabupaten Lembata

oleh Ola Keda diperbarui 10 Mar 2024, 23:30 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2024, 23:30 WIB
Gunung Ili Lewotolok Meletus
Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi dengan tujuh kali letusan pagi ini, Rabu (6/3/2024). (Liputan6.com/ Dok PVMBG)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) membuka posko siaga darurat menyusul kenaikan status siaga gunung Ili Lewotolok.

Pembangunan posko siaga darurat ini merupakan kesepakatan dalam Rapat Koordinasi Satuan Komando Penanganan Darurat Bencana di Kantor BPBD Kabupaten Lembata.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata Andris Koban mengatakan warga Jontona akan berada dalam satu komando di bawah pimpinan kepala desa yang berkoordinasi dengan satuan komando siaga darurat kabupaten.

Pihaknya sudah menginformasikan kepada warga Jontona supaya tetap siaga dan mengikuti arahan dari kepala desa.

Andris menyebutkan pihaknya juga sudah mengecek kesiapan 17 pos siaga yang ada di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai dengan rencana kontingensi (renkon) erupsi Ile Lewotolok.

Asisten 3 Setda Lembata Mans Wutun mengatakan satuan komando siaga darurat perlu menyampaikan kepada masyarakat supaya tetap tenang dan tidak panik sembari memantau informasi dari pemerintah daerah.

“Kita semua harus dalam keadaan siaga untuk ikuti perkembangan ini. Kita sudah harus aktifkan posko siaga. Pemda secara administratif juga bisa mengantisipasi jika terjadi erupsi. Tahap siaga ini kita harus siapkan apa saja yang perlu,” kata Mans.

Sementara Kapolres Lembata AKBP Vivick Tjangkung meminta satuan komando siaga darurat mengambil langkah untuk menenangkan masyarakat dengan informasi yang benar dan akurat.

“Kita harus berikan kepercayaan kepada masyarakat dengan hasil pemantauan dari Pos Pemantau Gunung Api. Tiap hari harus ada laporan dari pos yang diteruskan tim kepada masyarakat,” tandasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Pengungsian Mandiri dan Terbatas

Satuan Tugas (Satgas) Komando Siaga Darurat mengambil pilihan pengungsian mandiri dan pengungsian terbatas bagi masyarakat pasca kenaikan tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok dari Level II atau Waspada menjadi Level III atau Siaga.

“Kondisi masih bisa terkendali dalam pantauan, sehingga kita tidak melakukan pengungsian secara masif untuk satu desa, tapi diberi ruang untuk pengungsian mandiri dan pengungsian terbatas,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata, Andris Koban.

Berdasarkan hasil kajian lapangan terkini yang dilakukan oleh Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, jarak aliran lava ke arah Desa Jontona masih terpantau sejauh dua kilometer.

Dari hasil kajian itu, Satuan Komando Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Lembata pun mengambil keputusan untuk tidak melakukan pengungsian secara masif untuk satu desa.

Opsi pengungsian mandiri, kata Andris diberikan kepada warga yang hendak mengungsi ke keluarga. Untuk pilihan ini, aparat desa harus melaporkan data warga yang mengungsi ke Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) di BPBD Lembata.

Selanjutnya ada pengungsian terbatas yang diperuntukkan bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, lanjut usia, bayi, balita, dan anak-anak. Untuk pilihan pengungsian terbatas, pihak BPBD Lembata menyiapkan Aula Ankara di Lewoleba untuk dimanfaatkan sebagai lokasi pengungsian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya