Kasus Temuan Jasad Bocah Laki-Laki di Sukabumi, Polisi Lakukan Ekshumasi

Ayah korban merasa janggal saat anak laki-lakinya ditemukan tak bernyawa dengan kondisi celana terikat di leher, sehingga meminta pihak kepolisian melakukan ekshumasi.

oleh Fira Syahrin diperbarui 26 Mar 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2024, 10:00 WIB
Tim forensik Biddokkes Pokda Jabar melakukan ekshumasi di makam bocah tewas di Kecamatan Kadudampit Kabuoaten Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa)
Tim forensik Biddokkes Pokda Jabar melakukan ekshumasi di makam bocah tewas di Kecamatan Kadudampit Kabuoaten Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Sukabumi - Jasad bocah laki-laki inisial MA (7) yang ditemukan tak bernyawa tak jauh dari kediamannya di Kampung Cijarian Kaler Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi telah dimakamkan pada Senin (18/3/2024) lalu. Namun, kematian bocah itu masih menyisakan tanda tanya bagi sang ayah. Kecurigaan mengenai penyebab kematian MA inilah yang dilaporkan oleh ayah MA.

Menanggapi laporan itu, pihak kepolisian melakukan ekshumasi oleh tim forensik Biddokkes Polda Jabar pada Senin (25/3/2024). Kasus bocah tewas itu, sempat gegerkan warga karena jasad MA ditemukan tak jauh dari kediamannya.

“Ekshumasi itu, sebenarnya pihak keluarga, terlebih lagi orangtua dari bapaknya yang cerai dengan istrinya meminta untuk dilakukan ekshumasi,” kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun, Senin (25/3/2024).

Bagus mengungkapkan, alasan dilakukan ekshumasi ini karena sebelumnya pihak keluarga dari nenek, paman, dan ibunya menolak melakukan autopsi. Namun, warga setempat bersama ayah korban merasa curiga, adanya kematian yang dinilai tidak wajar. Proses ekshumasi dimulai sejak pukul 09.30 WIB sampai siang hari.

"Iya, jadi untuk meredam pertanyaan kecurigaan dari dugaan pembunuhan atau betul-betul meninggal karena penyakit, sehingga dibuatlah laporan dugaan pembunuhan Pasal 338," terang dia.

Warga yang turut melakukan pencarian saat MA dilaporkan hilang menemukan kejanggalan, terlebih jasadnya ditemukan dengan kondisi tak lazim.

"Pertama kondisi saat itu hujan lama, namun saat ditemukan kondisi baju korban, hanya lembab saja. Adanya celana terlilit di leher, ketiganya kenapa korban itu ditemukan di kebun. Padahal, korban kesehariannya di rumah. Jadi, ada kejanggalan di luar kebiasaan korban yang dicurigai oleh bapak korban," jelasnya.

Pihak Kepolisian sudah memeriksa ayah korban, dan beberapa saksi lainnya yang ikut mencari dan memandikan jasad korban. Saat diekshumasi, kondisi jasad secara umum sudah membusuk. Karena sudah terkubur sekitar 10 hari.

Polisi belum bisa memastikan penyebab kematian korban, karena hasil pemeriksaan akan keluar sekitar satu minggu mendatang.

"Kita sejauh ini belum memeriksa ibu dari korban ataupun dari keluarganya. Pamannya yang berada satu rumah. Kita saat ini masih menunggu hasil. Karena dokternya sendiri masih akan mempelajari selama 7 hari. Nanti hasilnya akan disampaikan oleh dokter secara tertulis," jelasnya.

 

Pengakuan Nenek Korban, Punya Riwayat Penyakit Sesak Napas

Tim forensik Biddokkes Pokda Jabar melakukan ekshumasi di makam bocah tewas di Kecamatan Kadudampit Kabuoaten Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa)
Tim forensik Biddokkes Pokda Jabar melakukan ekshumasi di makam bocah tewas di Kecamatan Kadudampit Kabuoaten Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa)

Nenek korban, Mimin (70) mengungkapkan, cucunya itu sempat pamit bermain sebelum dinyatakan hilang. Upaya pencarian sudah dilakukan, dibantu warga setempat. Namun, MA ditemukan tak bernyawa di terasering kebun milik warga.

“Cucu saya itu, pergi dari rumah dan pamitan kepada saya itu, pada Sabtu (16/03) sekitar pukul 10.00 WIB,” kata Mimin (70) di kediamannya.

Mimin mulai cemas saat sore hari cucunya itu tak kunjung pulang. Mulanya ia mengira bahwa cucunya tidak pulang karena MA dibawa bapaknya yang kini tengah bekerja di daerah Garut.

Dia mengatakan, ayah dan ibu MA ini, telah cerai sejak MA berusia sekitar 2 tahun. Saat perceraian itu, MA tinggal bersamanya. Sementara, ibunya bekerja di luar kota.

“Iya, awalnya saya mengira bahwa cucu saya itu dibawa oleh bapaknya. Tapi, sampai waktu malam, usai melaksanakan salat tarawih cucu saya itu tidak muncul-muncul,” bebernya.

Setelah itu, dia bersama puluhan warga. Bahkan, Kepala Desa Cipetir ikut langsung melakukan pencarian menyusuri kebun warga. Namun hingga waktu subuh, MA belum juga ditemukan. Pencarian kembali dilakukan warga, setelah melaksanakan salat subuh, MA ditemukan pada Minggu (17/03) sekitar pukul 05.30 WIB.

Menurut Mimin, lokasi penemuan korban sudah dilewati beberapa kali oleh warga saat pencarian malam hari. Namun, tak terlihat jasad korban. Ia juga mengaku, bahwa pihak keluarga sempat melibatkan orang pintar untuk mencari petunjuk keberadaan MA. 

Korban ditemukan dengan jarak sekitar 100 meter dari rumah neneknya, tepatnya dekat area jurang atau terasering kebun milik warga setempat, dalam kondisi meninggal dunia dengan posisi tidur menyamping dan tangan kirinya menopang kepala. 

“Tidak ada luka yang ditemukan di tubuh cucu saya itu. Semuanya bersih yah dan tidak ada darah. Karena, yang gendong jasad cucu saya itu, suami saya sendiri atau kakeknya,” ungkapnya.

Dia mengaku, tidak ada firasat buruk saat cucunya itu pergi dari rumah. Hanya saja, dirinya melihat perubahan perilaku anak tersebut. 

“Iya, saat pamitan untuk pergi main itu, cucu saya tidak seperti biasanya cium tangan sampai cium muka bagian pipi kiri dan kanan muka saya,” imbuhnya.

Ia menambahkan, bahwa semasa hidupnya, MA ini telah mengidap penyakit asma sejak usia sekitar 3 tahun, dan ia juga mengalami alergi makanan, seperti makan bakso dan ikan laut. 

“Iya, mungkin ini sudah takdirnya. Saya terima saja, makanya kami sekeluarga sepakat setelah ditemukan jasadnya, langsung dikebumikan di pemakaman yang lokasinya berada di belakang rumah,” tuturnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya