Liputan6.com, Purwakarta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, sejak awal tahun kemarin dipenuhi pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).
Plt Direktur RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta, dr Tri Muhammad Hani membenarkan dengan kondisi tersebut. Bisa dikatakan, sejak Januari-Februari, jumlah penderita DBD yang datang ke RS pelat merah ini mengalami peningkatan.
"Untuk pasien yang dirawat di Bayu Asih, terhitung Januari-Februari itu totalnya ada 238 pasien. Pasien DBD ini didominasi kalangan anak-anak," ujar dr Hani (sapaannya) kepada Liputan6.com, belum lama ini.
Advertisement
Baca Juga
Hani menjelaskan, pasien DBD yang dirawat di Bayu Asih Purwakarta untuk bulan Februari itu jumlahnya lebih banyak dari yang Januari. Pada Januari, ada 95 pasien, sedangkan pada Februari tercatat ada 143 pasien.
"Untuk jumlah pasien yang Februari itu ada kenaikan 33,57 persen dari jumlah kunjungan pasien DBD yang Januari," kata dia.
Hani juga menjelaskan, dari jumlah penderita DBD yang dirawat di RSUD Bayu Asih selama Januari-Februari itu ada lima pasien di antaranya meninggal dunia.
"Untuk kunjungan bulan Maret masih kami data. Tapi, kalau melihat data sementara sampai 20 Maret kemarin, itu masih ada sebanyak 20 pasien DBD yang dirawat. Itu di luar yang sudah diperbolehkan pulang," kata dia.
Â
Faktor Perubahan Cuaca
Menurut Hani, peningkatan pasien yang terkena penyakit DBD ini dampak dari perubahan cuaca. Pasalnya, musim hujan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya penderita DBD tersebut. Sehingga, kata dia, kemungkinan jumlah pasien DBD ini bisa terus bertambah.
Hani menambahkan, penyakit DBD merupakan infeksi yang disebabkan virus dengue. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Ia berpesan, jangan sepelekan penyakit DBD. Karena, bila tidak ditangani dengan benar itu bisa membawa kematian.
Karena, komplikasi pada demam berdarah dapat menyebabkan beberapa fungsi organ tubuh terganggu. Tekanan darah juga dapat menurun secara drastis hingga level sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian atau yang disebut dengan syok.
DBD, biasanya ditandai dengan keluhan demam tinggi yang muncul mendadak hingga 39 derajat Celsius. Demam akan berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari.
Kemudian turun dengan cepat dan biasanya diikuti tanda-tanda lain seperti nyeri kepala, menggigil dan lemas, nyeri belakang mata, otot dan tulang, ruam kulit hingga kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, mual dan muntah.
Selanjutnya, gejala tersebut biasanya diikuti dengan tanda perdarahan seperti gusi berdarah, mimisan, timbul bintik-bintik merah di kulit, muntah darah, dan buang air besar berwarna hitam.
Â
Advertisement
Sudah ada 463 Kasus DBD
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta juga merilis data penyebaran penyakit DBD di wilayah ini secara global. Tercatat, dalam dua bulan terakhir periode Januari-Februari sudah ada sebanyak 463 pasien DBD yang dirawat di sejumlah rumah sakit.
"Kasus DBD di Purwakarta di awal tahun ini sudah mencapai 463 kasus. Data tersebut, merupakan akumulasi dari laporan yang kami terima dari Puskesmas dan rumah sakitTertinggi ada di Kecamatan Purwakarta kota dengan jumlah 102 kasus," ujar Kabid Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dinkes Purwakarta, dr. Eva Lystia Dewi.
Dia menjelaskan, dari ratusan kasus DBD itu terdapat lima orang meninggal dunia dengan tingkat spontan terhadap penyakit itu cukup serius. Kelimanya mayoritas dialami pasien-pasien anak yang dipicu karena kondisi yang cukup parah dan ada juga yang keterlambatan dibawa ke rumah sakit.
Atas kondisi tersebut, Pemkab Purwakarta mengimbau kepada masyarakat untuk ekstra waspada. Apalagi, di musim hujan seperti sekarang ini perkembangbiakan nyamuk pembawa vektor dengue ini lebih cepat dari biasanya.
"Kalau musim hujan, perkembangbiakannya itu lebih cepat. Masyarakat juga harus tahu, ada jam-jam rawan serangan nyamuk. Yakni, di jam 9 sampai jam 10 pagi dan jam 4 sampai jam 5 sore," jelas dia.
Eva menambahkan, penyebaran penyakit DBD itu berpotensi hampir seluruh wilayah di daerahnya. Hanya saja, ada beberapa wilayah di empat kecamatan yang paling di antisipasi oleh jajarannya. Yakni, wilayah yang ada di Kecamatan Purwakarta Kota, Sukatani, Darangdan, serta Kecamatan Pasawahan.
Terkait upaya pencegahan yang dilakukan jajarannya, Eva mengungkapkan, hingga kini pihaknya terus gencar melalukan sosialisasi kepada masyarakat guna mengantisipasi penyebaran penyakit musiman ini. Adapun salah satu upaya untuk mengantisipasi DBD, itu bisa dengan cara menerapkan prilaku 3M+.
Yakni, sering menguras bak mandi, membersihkan saluran air dan lingkungan, serta mengubur barang-barang yang tak terpakai plus menghidari gigitan nyamuk. Misalnya, dengan memakai lotion anti-nyamuk jika sedang berada di luar ruangan.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal. Karena, dengan kondisi lingkungan bersih bisa menjadi penangkal datangnya penyakit tersebut," tegas dia.