PGE Area Karaha Luncurkan Pupuk Organik Combine, Kaya Nutrisi Ramah Lingkungan

Pupuk Combine merupakan produk pupuk organik padat yang dihasilkan dari proses dekomposisi (pembusukan) bahan organik.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 18 Mei 2024, 22:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2024, 22:00 WIB
Kelompok tani Jayasena yang menjadi mitra kerja PGE Area Karaha, mendapatkan bantuan dalam penggembangan pupuk combine agar lebih optimal. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Kelompok tani Jayasena yang menjadi mitra kerja PGE Area Karaha, mendapatkan bantuan dalam penggembangan pupuk combine agar lebih optimal. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Sebagai bagian dari program kampanye lingkungan ‘Pertamina Hijau’, PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Tbk Area Karaha, Jawa Barat, sukses menghasilkan sebuah produk Pupuk tanaman yaitu Combine yang merupakan akronim dari Compost Brine.

Pupuk Combine merupakan produk pupuk organik padat yang dihasilkan dari proses dekomposisi (pembusukan) bahan organik, seperti limbah potongan rumput liar dengan campuran air panas bumi (Brine) sehingga menghasilkan pupuk organik yang kaya akan unsur hara makro dan mikro.

General manager PGE Area Karaha Yanuaris Dwi C mengatakan kesuksesan menghasilkan produk pupuk combine, merupakan bentuk ikhtiar perusahaan dalam berinovasi menghasilkan ragam produk organik, yang mampu bersinergi menjaga kelestarian alam.

“Ini memang rencana jangka panjang, jadi prospek kami yakin bukan limbah produksi, tapi bagian dari produksi yang itu tidak bisa dimanfaatkan lagi, namun diproses menjadi produk,“ papar dia di sela-sela penanaman pohon MPTS PGE Area Karaha dengan Perhutani di petak 36 Karaha Bodas, beberapa waktu lalu.

Dalam proses pembuatannya ujar dia, air panas bumi (Brine) dicampur dengan larutan EM4 yang kaya akan bakteri dekomposer, kemudian di campurkan dengan rumput atau limbah organik lainnya sampai merata dan di diamkan selama kurang lebih 1 bulan untuk proses pembusukan material organik tersebut.

“Hasilnya kami berhasil menjadikan limbah organik menjadi pupuk combine atau compost brine,” ujar dia bangga.

Dalam uji coba pertama terhadap beberapa tanaman seperti cabai dan kopi di kawasan lingkungan PGE Area Karaha, penggunaan pupuk combine mampu menghasiilkan pertumbuhan yang optimal untuk tanaman tersebut.

“Kami juga telah melakukan pengujian pupuk combine ke laboratorium Kementerian Perindustrian untuk melihat kandungan unsur hara makro dan unsur hara mikronya” kata dia.

 

Hasil Uji Laboratorium Memuaskan

General manager PGE Area Karaha Yanuaris Dwi C saat melakukan penanaman tanaman MPTS menggunakan pupuk combine di blok Talaga Bodas, Garut, beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
General manager PGE Area Karaha Yanuaris Dwi C saat melakukan penanaman tanaman MPTS menggunakan pupuk combine di blok Talaga Bodas, Garut, beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Hasilnya ujar Yanuaris, kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk combine, lebih tinggi dan mampu bersaing dengan pupuk organik lainnya, termasuk pupuk kimia yang beredar di pasaran saat ini. “Seperti pupuk pada umumnya, pupuk combine memiliki kandungan Nitrogen, Posfor dan Kalium dengan kandungan yang lebih tinggi dibanding pupuk organik pasaran lainnya dimana N adalah 2,3 persen, P 10,8 persen, dan K 23,3 persen,” papar dia.

Sementara dalam uji coba lapangan bersama kelompok tani Jayasena yang menjadi mitra kerja PGE Area Karaha, pertumbuhan bibit tanaman cabai dan kopi yang menggunakan pupuk combine lebih optimal dan cepat berbunga. “Kalau sudah berbunga biasanya berbuahnya akan lebih cepat, intinya pertumbuhan tanaman lebih cepat kemudian berbunga lebih cepat juga,” kata dia.

Rencannya, kelompok itu terus menyempurnakan uji coba lapangan termasuk memperbanyak produktivitas pupuk combine, sebelum disebarluaskan kepada masyarakat umum. “Kemarin kita sudah berikan bantuan mesin cacah rumput dua unit, sprayer 1 unit, dan compost bag 10 buah, serta formula pembuatan pupuk combine, nanti mereka yang akan membuat dalam skala yang lebih besar sebelum diujicobakan di masyarakat secara luas,” kata dia.

Melihat proses pembuatan yang terbilang mulus, Yanuaris optimis produk pupuk combine hasil kerja sama bersama mitra PGE Area Karana, mampu bersaing di pasaran untuk menghasilkan produk pangan secara alami, sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan. “Yang jelas soal harga pasti lebih murah dibanding pupuk kimia,” ujar dia bangga.

Capain itu didukung hasil uji coba dari laboratorium Kementerian Perindustrian RI, yang mencatat kandungan kompos pupuk combine lebih bagus dibanding pupuk organik lain termasuk pupuk kimia. “Kami sudah coba di (PGE) Ulubelu, Lahendong, kami tawarkan juga tawarkan di tempat lain, hasilnya sangat memuaskan,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya