Hutan Kota Bandung, Babakan Siliwangi dari Masa ke Masa

Babakan Siliwangi di Kota Bandung itu menjadi tempat tidak hanya untuk berwisata, tapi juga titik pelestarian hutan hingga kegiatan kesenian.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 04 Jun 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 12:00 WIB
babakan siliwangi, baksil, bandung
Babakan Siliwangi, Bandung. (2024).

Liputan6.com, Bandung - Babakan Siliwangi atau Baksil merupakan kawasan hutan kota di Kota Bandung yang kini juga dikenal sebagai tempat tamasya, salah satu titik tujuan wisata baik pengunjung lokal, luar daerah, pun wisatawan asing.

Babakan Siliwangi atau Baksil merupakan wilayah hutan kota yang masuk wilayah Kecamatan Coblong. Lokasinya dekat Kawasan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kebun Binatang Bandung.

Baksil kerap dikunjungi baik pagi, sore atau malam hari. Di sana, ada beberapa spot kafe serta galeri seni. Selain itu, fasilitas lain yang disediakan yakni "forest walk".

Kehadirannya selama ini disertai sejarah. Mengutip penjelasan Diskominfo Kota Bandung, berikut beberapa penggal sejarah yang turut dalam perkembangan Babakan Siliwangi.

Zaman Penjajahan: Awal Sebuah Warisan Alam

Pada zaman penjajahan Belanda, kawasan ini dikenal sebagai Lebak Gede, sebuah sabuk hijau yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Kota Bandung.

Dibentuk oleh Sungai Cikapundung puluhan ribu tahun yang lalu, Lebak Gede dianggap sebagai warisan alam bagi kota ini. Rencana untuk menjadikannya hutan kota dan perkebunan terbuka bagi masyarakat umum pertama kali digagas pada tahun 1920.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Forest Walk Babakan Siliwangi
Forest Walk Babakan Siliwangi (nadasaputra/instagram.com)

Periode 1950an - 1980an: Menuju Era Komersialisasi

Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan Lebak Gede diambil alih oleh Pemerintah Kota Bandung.

Namun, dengan berkembangnya Bandung, muncul keinginan untuk mengubah fungsi kawasan ini menjadi pusat kegiatan komersial.

Pada masa pemerintahan Wali Kota Otje Djundjunan, upaya fisik di kawasan ini mengalami peningkatan. Restoran Babakan Siliwangi dan berbagai fasilitas wisata lainnya dibangun, menciptakan suasana pariwisata yang ramai.

Periode 1990an - Kini: Kontroversi dan Pemulihan

Komersialisasi tidak datang tanpa kontroversi. Rencana pembangunan lebih lanjut, terutama yang melibatkan pihak swasta, menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Di tengah perdebatan ini, kebakaran yang menghanguskan Restoran Babakan Siliwangi pada tahun 2003 menambah kompleksitas situasi. Namun, perjuangan untuk mempertahankan Babakan Siliwangi sebagai hutan kota terus berlanjut.

 


Pengembangan Babakan Siliwangi Kini: Kembali ke Akar

Menggambar secara spontan di Babakan Siliwangi
Menggambar secara spontan di Babakan Siliwangi

Deklarasi Babakan Siliwangi sebagai hutan kota dunia oleh PBB pada tahun 2011 memberikan momentum baru. Pemerintah Kota Bandung mengambil langkah tegas dengan memutuskan kerjasama dengan pihak swasta pada tahun 2013, mengembalikan pengelolaan sepenuhnya ke tangan pemerintah.

Upaya untuk menata Babakan Siliwangi sebagai hutan kota yang dapat diakses oleh masyarakat terus dilakukan, dengan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak.

Babakan Siliwangi, dengan sejarahnya yang panjang dan seringkali penuh tantangan, adalah cerminan dari perjuangan untuk menjaga lingkungan dan warisan alam yang berharga.

Dalam rangka menghadapi masa depan yang lebih baik, langkah-langkah untuk menjaga dan mengembangkan kawasan ini sebagai ruang terbuka hijau yang berkelas dunia terus dilakukan, semoga menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya