Liputan6.com, Jakarta - Aliyah dan Haikal berlibur ke rumah kakek nenek. Selama musim liburan mereka diajarkan hidup seperti masyarakat desa, seperti memberikan makan hewan, mencari pakan ternak, bertani, dan membantu nenek di dapur. Semula Aliyah dan Haikal tidak kerasan karena mereka belum terbiasa. Sering mereka menggerutu, kesal, dan marah ketika dimintai tolong. Namun, lambat laun kegiatan selama berlibur di desa menjadi aktivitas yang sehat dan menyenangkan.
Cerita singkat tersebut dibacakan peserta Pelatihan Membaca Nyaring (read aloud) yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Samarinda. Tidak kurang dari 150 peserta dari kalangan orang tua, guru-guru TK/PAUD, dan pustakawan mengikuti pelatihan Membaca Nyaring.
Membaca Nyaring (read aloud) adalah kegiatan sederhana membacakan dengan bersuara. Ada tiga elemen terkait dalam Membaca Nyaring, yakni anak, orang tua/guru, dan bahan bacaan (buku).
Advertisement
Di usia 0-8 tahun, cara anak belajar adalah menggunakan indera pendengaran. Maka, banyak lakukan aktivitas seperti berbicara, bernyanyi, dan membacakan buku.
"Anak-anak usia dini harus dibiasakan berinteraksi dengan buku, termotivasi dengan buku, memiliki pengetahuan huruf, dan kesadaran bunyi," imbuh Roosie Setiawan dari Komunitas Reading Bugs pada pelatihan Membaca Nyaring di Samarinda, Rabu, (5/6/2024).
Secara formal, belajar membaca digiatkan ketika anak memasuki jenjang usia tujuh tahun. Namun, seringkali orang tua mengalami kesulitan mengajarkan agar anak-anaknya mau membaca. Anak-anak selalu punya banyak alasan kalau disuruh membaca.
"Karena apa? Karena otak akan sulit melakukan ketika diminta belajar membaca," jelas Roosie.
Â
Orang Tua Jangan Putus Asa
Orang tua tidak boleh putus asa dalam mengajarkan membaca kepada anak. Anak-anak yang tumbuh sekarang membutuhkan aktivitas membaca jauh lebih banyak dari orang dewasa.
Membaca akan membangun pengetahuan anak-anak. Keterampilan berbahasa anak-anak makin terasah. Empati dan kesadaran emosional anak-anak juga terbentuk.
Membaca Nyaring merupakan cara anak bertemu dengan buku, senang dengan aktivitas membaca karena tidak mungkin anak senang membaca kalau tidak ketemu dengan bukunya, pungkas Roosie.
Advertisement