Liputan6.com, Yogyakarta - Mimpi Love’s Nurani Hasan (19) kuliah di Program Studi (prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) terwujud saat diterima sebagai mahasiswa baru UGM tahun 2024 tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) dan dapat beasiswa uang Kuliah Tunggal (UKT) 100% hingga lulus. Ada cerita panjang sebelum Love’s dapat masuk FEB UGM tanpa tes.
Love’s saat di bangku SMA pernah meraih juara 2 di National Accounting Competition Gadjah Mada Accounting Days 2023. Sejak saat itu semangat belajar meningkat agar dapat kuliah di UGM mengingat kondisi keluarga bukan dari kalangan berada.
“Sebenarnya keinginan kuliah sudah ada sejak SMP. Namun saat itu saya masih ragu mengingat keterbatasan ekonomi keluarga,” tuturnya, saat dihubungi Jumat 14 Juni 2024.
Advertisement
Baca Juga
Anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Yuli Nur Hasan (53) dan Eny Rosida (52) ini hidup di Kelurahan Kanigaran, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sang ibu menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan bumbu pecel dan menerima pesanan rempeyek dari tetangga.
“Dulunya keluarga saya berkecukupan, tetapi semenjak tahun 2017 kedua orang tua saya mengalami kecelakaan. Sejak saat itu ayah mengalami cedera ditambah beliau divonis mengidap diabetes sehingga tidak bekerja lagi,” paparnya.
Love’s menceritakan kondisi perekonomian keluarga menurun drastis, bahkan harus menjual aset yang dimiliki untuk bertahan hidup. Berawal dari kejadian inilah akhirnya Love’s terlatih untuk hidup mandiri dan membantu orang tua dengan berjualan tas, stiker, masker wajah, aksesoris, dan kerudung hingga akhir SMA.
“Saya juga sempat bekerja sebagai pramuniaga di butik dan menjadi host live sebuah online shop. Saya mengatakan kepada orang tua bahwa nantinya saya juga akan berusaha membantu mencukupi kebutuhan kuliah saya sendiri. Saya sudah terbiasa berjuang, jadi saya juga akan selalu berjuang untuk mimpi-mimpi saya,” urainya masuk FEB UGM tanpa tes.
Love’s memang memiliki prestasi dari SD hingga SMA dengan menduduki peringkat terbaik di kelas.Saat SD ia peraih Nilai Rata-Rata UN Tertinggi Se-Kota Probolinggo. Tingkat SMP, salah satu prestasi adalah dua tahun berturut meraih juara 1 Lomba Siswa Berprestasi Tingkat Kota Probolinggo Tahun 2019 & 2020.
Ia juga juara 3 Lomba Menulis Essay Tingkat Kota Probolinggo dan menerbitkan novel berjudul Love Yourself di tahun 2019. Deretan prestasi terus ditorehkan Love’s di bangku SMA mulai dari Juara 1 Lomba Musik Islami Tingkat Kota, Juara 3 OSN Ekonomi Tingkat Kota, Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 1 Olimpiade Akuntansi Tingkat Nasional Universitas Widyagama, Juara 1 OSN Ekonomi Tingkat Kota, Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 2 Juara National Accounting Competition Gadjah Mada Accounting Days, dan Juara 3 Olimpiade Ekonomi Tingkat Nasional PRE Universitas Jember.
“Setiap dapat hadiah dari lomba-lomba, saya selalu menyisihkan untuk membeli kebutuhan rumah,” ucapnya.
Love’s yang awalnya takut untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, namun para guru di sekolahnya, tepatnya SMA Negeri 1 Kota Probolinggo mendorongnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Ia mengaku lega dan berani setelah kedua orang tuanya terutama ibu langsung memberikan dukungan penuh untuk kuliah.
“Mama merupakan sosok yang selalu memotivasi saya untuk tetap semangat di tengah banyaknya omongan-omongan yang meremehkan. Ada saja yang meremehkan mimpi saya, mereka bilang anak orang miskin mustahil untuk kuliah,” ucapnya.
Perjuangan ibunya menjadi semangatnya dalam meraih cita cita dan membantu kedua orang tuanya. Ia pun teringat kejadian yang membuatnya semakin terpacu untuk meraih cita citanya.
“Saat SMP saya terbiasa jalan kaki ke sekolah yang jaraknya sekitar 700 Km, saat hujan biasanya saya menunggu hujan reda di halte depan SMP. Pernah suatu hari hujan tidak kunjung reda dan Mama menjemput saya dengan sepeda dan jas pinjaman dari tetangga. Perjuangan orang tua demi saya benar-benar luar biasa,” jelasnya.
Love’s kini bangga dengan satu langkah awal dalam meraih cita citanya dengan kuliah di UGM. Seperti saat ia ditanya perguruan tinggi mana yang menjadi pilihannya? Jawaban UGM dari ucapannya itu telah menjadi kenyataan.
“Saya masih tidak percaya sudah sampai di titik ini. Rasanya perjuangan dan seluruh kesulitan yang saya alami kemarin sudah terbayarkan dengan mimpi ini yang menjadi kenyataan. Benar kata orang-orang bahwa perjuangan tidak akan mengkhianati hasil dan benar bahwa akan datang pelangi setelah hujan,” terangnya.
Ia pun tak henti mengucap syukur terlebih masuk FEB UGM tanpa tes. Sebab, tidak hanya diterima kuliah di FEB UGM tanpa tes saja, tetapi ia juga mendapatkan beasiswa UKT 100% sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah.
“Sempat khawatir tidak bisa membayar UKT, tapi keluarga meyakinkan saya untuk terus berikhtiar dan bertawakal pada Allah dan benar ada jalannya. Saya sangat berterima kasih kepada UGM karena telah membantu saya dan membuktikan kalimat 'anak orang miskin tidak boleh kuliah' itu salah besar,” tegasnya.
Loves mengaku memang tidak mudah hidup dalam keterbatasan. Namun, ia yakin betul semua memiliki kesempatan yang sama untuk meraih mimpi, meski harus dijalani dengan usaha dan kerja yang lebih keras.
”Kita hanya perlu berusaha, melakukan yang terbaik, yakin pada mimpi kita, dan selalu berdoa serta berserah kepada Allah pasti akan selalu memberikan pertolongan. Jangan lekas menyerah karena kerikil-kerikil yang kita temui di jalan kita nanti, sebab ketika tujuan kita tercapai rasanya akan sangat indah dan memuaskan,” pesannya.
Sang ibu, Eny Rosida mengaku bangga dan bahagia anaknya dapat kuliah di UGM tanpa dikenakan biaya. Ia merasa mendapat keajaiban dari yang semula hanyalah mimpi menjadi kenyataan.
“Tidak peduli seberapa sulitnya, kami akan usahakan untuk mendukung putri kami menggapai cita-citanya. Kami berharap nantinya Love’s bisa sukses, mengangkat derajat keluarga, dan bermanfaat sekitar. Harapannya ia jadi perempuan hebat yang menginspirasi dan takut serta beriman kepada Allah,” ujarnya.