Cerita Pedagang Kain Banting Setir dan Sukses Berjualan Kerupuk di Gorontalo

Idris sendiri menggeluti profesi sebagai penjual kerupuk singkong gula merah baru itu, berjalan 5 bulan. Meski begitu, dirinya sudah menetap di Gorontalo sudah sekitar 15 tahun.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 03 Jul 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 18:00 WIB
Penjual Kerupuk
Idris, penjual kain yang kini beralih berjualan kerupuk menggunakan mobil (Arfandi Ibrahim/Liputan6..com)

Liputan6.com, Gorontalo - Di tengah ramainya Kota Gorontalo, terlihat seorang penjual kerupuk singkong menggunakan mobil minibus. Namanya Idris (37), Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan. Idris sendiri menggeluti profesi sebagai penjual kerupuk singkong gula merah baru itu, berjalan 5 bulan. Meski begitu, dirinya sudah menetap di Gorontalo sudah cukup lama, sekitar 15 tahun.

"Awal pertama saya ke Gorontalo itu, tahun 2009 silam," kata Idris.

Idris menceritakan, bahwa dia memulai usaha jualan kerupuk itu dari nol. Hanya dengan bermodalkan tekad dan keberanian, dirinya memberanikan diri. Sebab kata Idris, awal kedatangan ke Gorontalo kala itu, bukanlah untuk menjual kerupuk singkong gula merah. Melainkan berjualan pakaian yang dijual secara tunai maupun kredit dari rumah ke rumah.

"Saya pertama kali ke Gorontalo untuk menjual pakaian bukan kerupuk," ujar Idris.

Menjalani profesi sebagai penjual pakaian, memang bertahun-tahun dilakoni Idris. Seiring berjalannya waktu, Covid-19 menghantam Indonesia yang imbarnya hingga ke Gorontalo. Hal itu membuat usaha Idris berdagang kain, tak lagi banyak peminat. Dirinya kemudian memutar otak untuk berjualan kerupuk saja.

Musabab, jika dia tidak bekerja, lalu istri dan anak mau makan apa? Sementara kebutuhan harian juga harus dipenuhinya sebagai kepala keluarga.

"Parahnya lagi, setelah Covid-19. Munculnya inflasi membuat harga barang naik, tetapi penghasilan masyarakat hanyalah sedikit," katanya.

Akhirnya, menjual kerupuk singkong gula merah menjadi pilihan terakhir. Idris membuka usaha barunya itu dengan menggunakan mobil sendiri yang dibelinya saat berjual kain. Saat ini, dirinya mangkal di Jalan Pangeran Hidayat Kota Gorontalo atau yang yang dikenal dengan Jalan Dua Susun (JDS). Banyak tidaknya pembeli, Idris tetap yakin jika rezeki akan menghampirinya.

"Mobil ini menjadi bukti hasil jerih payah saya dulu, waktu masih berjualan pakaian. Sekarang jualan kerupuk berharap keberuntungan baru datang," imbuhnya.

Idris bilang, pertama kali dirinya menjual kerupuk singkong gula merah, sempat merasa malu. Karena, beralihnya profesi dari pedagang kain ke penjual kerupuk, membuat Idris menjadi tidak percaya diri.

"Awalnya saya malu, tetapi seiring berjalan waktu sudah mulai terbiasa,"

Bahkan kata Idris, sekarang jualan kerupuk singkong gula merah jauh lebih menguntungkan ketimbang jualan kain. Berangkat dari nol hingga menahan rasa malu yang ditahan selama ini akhirnya membuahkan hasil.

"Harga kerupuk saya 10 ribu. Singkong saya ambil dari luar daerah Gorontalo. Hanya gula merah yang dibeli di sini petani lokal Gorontalo,"

Kisah Idris ini, memberikan inspirasi bagi banyak orang, terutama untuk para pedagang di Kota Gorontalo, untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan selalu berinovasi dalam menjalankan usaha.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya