Liputan6.com, Kepri - Ambung gila atau ambong gile merupakan permainan tradisional yang berkembang di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Permainan langka ini kental dengan nuansa magis karena melibatkan roh dalam pelaksanaannya.
Permainan ini berbentuk tarian yang dilakukan oleh dua hingga tiga orang. Para penari umumnya adalah laki-laki dewasa.
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, pelaksanaan permainan ini dilakukan dengan memegang ambung, yakni keranjang panjang dari anyaman rotan. Sementara itu, bomo atau dukun akan mengelilingi mereka tiga kali sambil membaca doa dan mantra.
Advertisement
Pembacaan mantra tersebut dilakukan secara pelan dan perlahan di dalam hati. Perlahan, ambung tersebut akan terasa berat dan mulai bergerak-gerak sendiri.
Baca Juga
Semakin lama gerakannya akan semakin kuat dan menggila. Bahkan, tak jarang para pemain tidak kuat memegangnya hingga membuat ambung terpelanting dan para pemainnya terguling.
Adapun bagi pemain yang kuat dan serius, mereka akan bergerak mengikuti ke mana arah ambung berkelana, bahkan rela terseret-seret karena menahan beratnya ambung. Jika ambung sudah terlepas dari tangan pemain, maka permainan boleh dilanjutkan oleh pemain berikutnya dengan cara yang sama.
Umumnya, permainan ini dilakukan di acara-acara tertentu. Menurut penuturan dukun atau bomo, kondisi ambung yang menjadi semakin berat dan menggila di tengah permainan dikarenakan adanya roh yang masuk ke dalam ambung tersebut.
Konon, roh itu datang saat mantra dibacakan. Mantra tersebut memang dimaksudkan untuk memanggil roh agar masuk ke dalam ambung.
Meski demikian, tak jarang ambung enggan bergerak atau menggila. Pun para pemainnya tidak merasakan adanya perubahan ukuran berat pada ambung. Kabarnya, hal itu terjadi karena saat Bomo membaca mantra untuk memanggil roh, pemain membaca ayat Al-Qur'an, sehingga roh tidak bersedia datang.
Selain menggunakan ambung, permainan ini juga membutuhkan perlengkapan lain berupa setanggi, dupa, atau kemenyan. Selain itu, juga dibutuhkan talam tembaga atau aluminium.
Saat ini, permainan ambung gila sudah sangat jarang dilakukan, sehingga tergolong langka. Permainan ini membutuhkan keberanian untuk menghadapi kemungkian-kemungkinan hal-hal gaib yang terjadi saat permainan berlangsung. Tak heran jika permainan ini tak bisa dilakukan oleh sembarang orang, termasuk membutuhkan kehadiran Bomo.
Â
Penulis: Resla