World Tiger Day 2024 di Tengah Bayang-Bayang Kematian Harimau Sumatera

Konflik harimau Sumatera dan manusia di Sumatera terus terjadi.

oleh Novia Harlina diperbarui 31 Jul 2024, 21:48 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024, 00:00 WIB
World Tiger Day 2024. (Liputan6.com/ ist)
World Tiger Day 2024. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Padang - Konflik antara manusia dan harimau Sumatera terus terjadi. Pada tiga tahun terakhir setidaknya terjadi puluhan kali konflik di Sumatera Barat.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Lugi Hartanto mengatakan pada 2022 ada 33 penyelamatan dan konflik satwa harimau Sumatera. Mayoritas ada di Agam, ada 10 kali, Kabupaten Solok 8 kali dan Kabupaten Pasaman 6 kali.

Pada 2023 mereka mencatat ada 34 kejadian. Mayoritas di Kabupaten Pasaman 18 kali, Kabupate Agam, Solok Selatan dan Kab Solok masing 4 kali.

Kemudian pada 2024 sampai Juli terdapat 21 kejadian, terbanyak di Kabupaten Pasaman 6 kali, Agam 5 kali dan Pesisisr Selatan dan Solok masing-masing 3 kali.

Sementara tutupan hutan terus berkurang sejak 2017. Dinas Kehutanan Sumatera Barat menyebutkan, pada 2017, laju kerusakan rata-rata sekitar 14.652 hektare.

Pada 2018, turun jadi 11.979 hektar. Kemudian, 2019 naik lagi jadi 13.132 hektare. Lalu pada 2020, ada 12.790 hektare hutan hilang. Sementaea 2021 sebesar 12.037 hektare.

 

Perayaan World Tiger Day di Padang

Pada Minggu (28/7/2024) pagi Vic Sundesk, seorang event vibe memutar lagu buatannya atau theme song berjudul Save the Tiger, untuk memperingati Hari Harimau Sedunia.

Seiring musik memenuhi suasana Car Free Day Kota Padang, volunteer muda BKSDA berkolaborasi dengan komunitas dance RUNDUNK melakukan Tiger Dance, sementara Miranda Curly bersama Firman live mural untuk mewujudkan visualisasi dari kerentanan populasi harimau hari ini.

Erlinda C Kartika, Ketua Panitia, berdiri dengan penuh antusiasme, menyaksikan kesuksesan acara yang telah ia rancang.

"Pada 29 Juli merupakan peringatan Hari Harimau Sedunia," jelas Erlinda.

Ia menjelaskan bahwa Balai KSDA bertujuan untuk mengampanyekan kepedulian masyarakat Kota Padang terhadap konservasi alam. Untuk mencapai tujuan ini, mereka menggandeng para penggiat seni dalam sebuah kolaborasi kreatif.

"Seni bisa mengangkat acara dan menarik perhatian banyak orang. Car Free Day ini kesempatan yang sangat bagus, kita tidak perlu lagi mengumpulkan orang. Tinggal kita berikan kolaborasi untuk menarik perhatian masyarakat, dan kita memilih seni," ujarnya.

Dengan tajuk "Konservasi Alam untuk Semua," pelestarian alam bukan hanya tugas BKSDA, tetapi merupakan kewajiban setiap orang demi kebaikan bersama.

Semarak kampanye Hari Harimau juga menampilkan maskot harimau yang menarik hati anak-anak. Terlihat mereka bersemangat berfoto dengan maskot harimau dan bergoyang bersama mengikuti irama musik yang ceria.

"Anak-anak banyak yang tertarik, artinya kita juga memberi edukasi kepada mereka sejak dini tentang harimau. Kalau mereka senang, berarti tujuan kita berhasil," sebutnya.

Adanya harimau yang mati terkena jerat beberapa waktu lalu, menurut Erlinda, menjadi tanda bahwa pelestarian harimau sumatera harus selalu ditingkatkan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya