Peremajaan Sawit Tua Seluas 60 Ribu Hektare, Petani di Riau Ketiban Untung Segini

Seluas 60 ribu hektare kebun sawit di wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo bakal diremajakan sehingga meningkatkan pendapatan petani hingga Rp7 juta per hektare tiap bulannya.

oleh Syukur diperbarui 11 Agu 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2024, 11:00 WIB
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo melakukan peremajaan sawit milik petani di Kabupaten Kampar.
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo melakukan peremajaan sawit milik petani di Kabupaten Kampar. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Seluas 60 ribu hektare kebun sawit di wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo bakal diremajakan. Tidak hanya menggandeng petani plasma, petani sawit non mitra binaan atau swadaya digandeng untuk kesejahteraan masyarakat.

Upaya Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) itu sudah berlangsung beberapa tahun lalu. Terbaru penanaman ulang 172 hektare kebun sawit di Koperasi Produsen Gading Jaya Makmur, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menjelaskan, perusahaan menjalankan 4 program dalam menjalin kemitraan bersama petani sawit di Indonesia. Di antaranya pola single management, kemitraan swadaya atau Offtaker, penyediaan bibit unggul bersertifikat hingga program pembinaan KUD.

Menurut Jatmiko, perusahaan sejak tahun 2019 menjalankan single management bagi petani plasma. Perusahaan dengan pola ini mengatur budidaya mulai dari tanam ulang, pemeliharan, hingga proses panen angkut olah.

"Hal ini terbukti membawa produktivitas petani binaan di atas rata-rata standar nasional, penghasilan petani menyentuh angka Rp5 sampai Rp7 juta per bulan dan saldo belasan miliar Koperasi," terang Jatmiko 

Pola ini menasbihkan PTPN IV PalmCo Regional III di Riau pada tahun 2023 sebagai best role model dalam pola kemitraan yang dimiliki bersama petani oleh Kementerian Pertanian.

Jatmiko ingin keuntungan petani mitra ini dirasakan oleh petani swadaya melalui pola Offtaker. Pola ini memungkinkan petani non binaan bergabung ke suatu kelompok, misalnya koperasi ataupun kelompok tani.

Dengan pola ini, perusahaan akan peremajaan sawit tua petani maupun kelembagaannya dalam budidaya sawit berkelanjutan dan memastikan tandan buah segar yang diproduksi diterima oleh pabrik-pabrik milik PalmCo dengan harga terbaik sesuai ketentuan.

"Harapannya produktivitas petani seluruhnya bisa di atas standar nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan," tukasnya.

Pola ini sudah diterapkan pada tanam ulang di Langkat Sumatera Utara di atas lahan seluas 107 hektare. Hingga kini, total sawit rakyat yang telah diremajakan PalmCo menuju 60 ribu hektare di 2026 sudah hampir 9.700 hektare.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Penandatangan Offtaker di Riau

Terkait tanam ulang di koperasi tersebut di atas, ratusan petani tak mampu menyembunyikan raut wajah bahagia kala tanaman renta mereka diganti dengan yang baru melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR).

"Alhamdulillah, saya bersama ratusan petani dan keluarga petani koperasi bangga sekaligus bahagia bisa menjadi bagian dari program PSR PTPN IV," kata Ketua Koperasi Produsen Gading Jaya Makmur Muhidin Maturan.

Muhidin terkesima dengan cara kerja PTPN IV dalam melaksanakan PSR. Mulai dari pendampingan, perencanaan, transparansi hingga eksekusi yang ia sebut seluruhnya dilaksanakan secara terukur dan tepat waktu.

Pihaknya juga menilai janji dan jaminan direktur perusahaan akan produktivitas tinggi di atas standar nasional bagi setiap petani yang mengikuti program PSR PTPN bukanlah sesuatu yang berlebihan. 

"Standar PTPN memang sangat berbeda, wajar saja Pak Dirut berani janji produktivitas tinggi," lanjutnya semringah. 

Di momen tersebut dilaksanakan pula penandatanganan perjanjian Offtaker antara PTPN IV PalmCo dengan Gapoktan Bina Tani Makmur dan Koperasi Produsen Kusuma Bakti Mandiri seluas 782 hektare. Untuk jangka waktu perjanjian adalah satu siklus atau 30 tahun.

Direktur Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditjenbun Kementerian Pertanian RI Ardi Praptono mengapresiasi program yang diusung PTPN IV PalmCo. Ia menyadari bahwa program itu menjadi solusi dalam mengatasi ketimpangan produktivitas sawit milik petani swadaya.

"Terimakasih kepada PTPN khususnya PalmCo yang terus mengakselerasi PSR di berbagai wilayah di Indonesia," kata Ardi.

Ia menjelaskan bahwa saat ini pemerintah mendorong kepada setiap kelompok tani yang mengikuti PSR memperoleh bantuan sarana prasarana seperti kendaraan angkut TBS untuk menunjang operasional petani.

Salah satu KUD binaan Perusahaan di Siak, Koperasi Unit Desa Karya Darma III pun menerima bantuan serupa dalam bentuk 1 unit truck colt diesel untuk mengangkut TBS dan operasional KUD lainnya.

"Langkah-langkah ini telah membantu petani untuk mencapai potensi terbaiknya serta berkontribusi dalam ketahanan pangan serta energi nasional sebagaimana dengan program yang dicanangkan pemerintah," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya