Badan Geologi Beberkan Pemicu Gempa M4,6 di Pesisir Kabupaten Bulungan Kaltara

Catatan Badan Geologi sesar mendatar ini pernah mengakibatkan kejadian gempa bumi merusak pada tahun 2015 dengan kekuatan M 6,1.

oleh Arie Nugraha diperbarui 12 Agu 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan gempa bumi berkekuatan M 4,6 di daerah pesisir Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara Sabtu (10/8/2024) pukul 15.20 WIB diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar mendatar berarah barat laut-Tenggara.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, catatan Badan Geologi sesar mendatar ini pernah mengakibatkan kejadian gempa bumi merusak pada tahun 2015 dengan kekuatan M 6,1.

"Lokasi pusat gempa bumi terletak dekat dengan Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Morfologi daerah tersebut pada umumnya berupa dataran pantai yang dibatasi oleh perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian barat," ujar Wafid ditulis Bandung, Minggu (11/8/2024).

Wafid mengatakan menurut data Badan Geologi daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D) pada morfologi dataran, serta tanah keras (kelas C) dan pada morfologi perbukitan.

Selain itu, daerah tersebut tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier (batuan metamorf dan metasedimen), batuan berumur Tersier (batuan sedimen dan batugamping), serta endapan Kuarter berupa aluvial pantai, sungai dan rawa.

"Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," kata Wafid.

Sedangkan pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Wafid menegaskan belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa bumi ini. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi dirasakan di Tanjung Selor dan Pulau Tarakan pada skala III - IV MMI (Modified Mercalli Intensity).

"Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah dan rendah," ungkap Wafid.

Wafid menjelaskan kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.

Data Badan Geologi menyebutkan pantai di Kabupaten Bulungan tergolong rawan bencana tsunami, dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai berkisar 0,72 m hingga 2,1 m.

"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," ucap Wafid.

Untuk bangunan di Kabupaten Bulungan, Wafid menyarankan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan, harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Oleh karena wilayah Kabupaten Bulungan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.

"Kejadian gempa bumi ini tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," sebut Wafid.

Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di daerah pesisir Kabupaten Bulungan pada koordinat 117,74 BT dan 2,8 LU, berjarak sekitar 41,9 km timur Kota Tanjung Selor yakni ibu kota Provinsi Kalimantan Utara), dengan magnitudo (M 4,6) pada kedalaman 11 km.

Sedangkan menurut data Stasiun The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat dan GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, tidak mencatat kejadian gempa bumi tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tips Antisipasi dan Hadapi Gempa Bumi

Dilansir Kanal Bisnis, Liputan6, jika Anda berada dalam situasi guncangan akibat gempa, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi:

Sebelum Terjadi Gempa:

- Untuk memastikan keamanan tempat tinggal Anda, pastikan bahwa struktur dan letak rumahdapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Lakukan evaluasi dan renovasi ulang terhadap struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

- Penting untuk mengenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Mempelajari manfaat P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Patikan selalu menyiapkan nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur perabotan di rumah Anda agar menempel kuat pada dinding. Hal itu disarankan agar benda tersebut tak mudah jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa terjadi

- Untuk barang yang mudah terbakar, baiknya disimpan pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Pastikan Anda selalu siap dengan alat-alat penting seperti Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa

- Ketika Anda merasakan gempa dan sedang berada dalam bangunan, lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan. Jika memungkinkan, lari ke luar gedung untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, hindari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, dan pohon. Perhatikan juga tempat Anda berdiri, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika gempa terjadi ketika Anda sedang mengendarai mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Hindari juga kendaraan Anda jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di area pantai, jauhi pantai dan cari medan yang tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa

- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Tidak disarankan untuk keluar melalui tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau orang disekitar Anda.

- Setelah terjadi gempa, segera periksa lingkungan sekitar Anda. Pastikan tidak terjadi kebakaran. Selain itu, disarankan juga untuk memeriksa aliran dan pipa air, untuk menghindari hal-hal yang membahayakan.

- Hindari bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, guna menghindari bahaya susulan.

- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio untuk mencari informasi apabila terjadi gempa susulan. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak diketahui jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya