Kesaksian Warga Ceritakan Detik-Detik Tarisa Cahya Mahasiswi KKN Tersapu Banjir Bandang Ternate

Tarisa Cahya diduga sedang tertidur pulas saat banjir bandang tiba-tiba menerjang. Terdengar suara gemuruh, dan tiba-tiba suasana rumah gelap dan mencekam, ditambah derasnya lumpur menyapu semua yang ada.

oleh Tim Regional diperbarui 26 Agu 2024, 11:57 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 11:57 WIB
Banjir Bandang Menerjang Rua Ternate
Dari 12 korban jiwa tersebut, 9 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan 3 lainnya luka berat. (AZZAM RISQULLAH / AFP)

 

Liputan6.com, Ternate - Satu dari 13 korban meninggal dunia banjir bandang Ternate diketahui atas nama Tarisa Cahya Ramadhan, yaitu mahasiswi IAIN Ternate semester akhir yang seddang mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Rua. 

Jasad mahasiswi asal Desa Bobanehena, Halmahera Barat, itu ikut ditemukan dalam genangan lumpur bersama belasan korban lainnya dalam proses evakuasi oleh masyarakat bersama aparat gabungan sejak Minggu (25/8/2024) kemarim, dalam proses pencarian pagi hingga sore hari.

Pemilik rumah tempat Tarisa tinggal selama KKN, Alan (40) menyebutkan, saat kejadian dirinya sedang tak berada di rumah, yang ada hanyalah korban bersama dua orang keponakannya, yakni Gazali (20) dan Taslim (18) .

"Saat kejadian saya tidak di rumah, saya di rumah sakit, dengar informasi banjir baru saya ke Rua ternyata dia (Tarisa) juga ikut meninggal," kata Alan, seperti dikutip dari Antara.

Alan mengatakan jasad Tarisa Cahya Ramadhan ditemukan di dalam genangan material lumpur. Saat banjir bandang datang Tarisa diduga sedang tertidur pulas.

Derasnya banjir yang membawa material bebatuan membuat dinding rumah roboh dan menimpa korban yang sementara berada di kamar hingga tak sempat menyelamatkan diri.

"Dalam proses evakuasi, kaki korban ini ditemukan terjepit di tembok, mungkin itu yang bikin dia tidak bisa menyelamatkan diri, ditambah banjir lumpur," ujar Alan.

 

Kesaksian Korban Selamat Banjir Bandang Ternate

Sementara Gazali (20), salah satu korban yang selamat mengatakan, saat kejadian ia bersama rekannya, Taslim (18), yang diketahui tinggal serumah dengan korban mahasiswi itu berlari menyelamatkan diri. Saking paniknya, Gazali mengaku memecahkan kaca jendela berlari keluar menyelamatkan diri.

"Saya sama Taslim dalam keadaan tidur, terus ada bunyi gemuruh. Saya bangun dan tanya ke Taslim ada bunyi apa itu, pas saya mau keluar ternyata di muka kamar sudah ada lumpur, saya lalu kasih pecah kaca jendela dan lari lewat jendela," kata Gazali.

Gazali mengaku masih ingin sempat berlari ke kamar tengah mengecek korban Tarisa Cahya Ramadhan, namun suasana rumah gelap dan mencekam, ditambah derasnya lumpur yang datang menerjang membuat Gazali bersama rekannya, Taslim, terpaksa harus berlari menyelamatkan diri masing-masing.

"Kami lalu berlari ke arah Kastela, dapat dengar di luar rumah orang teriak–teriak," ucapnya.

Diketahui banjir bandang yang menerjang Kelurahan Rua sekitar pukul 04.00 WIT tersebut membuat sedikitnya 5 rumah dan sebuah mushola hilang, serta menimbulkan korban jiwa meninggal dunia dengan sudah ditemukan sebanyak 19 orang dan 8 lainnya dirawat di rumah sakit dan puskesmas.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya