Meriahkan Peringatan Hari Kemerdekaan, Kie Art Bawakan Cerita Ki Arsantaka

Pementasan ini juga diiringi gending perang karya orisinal dari karawitan Pemuda Kie Seni yang terdiri dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Tarian perang diperankan oleh anggota Kie Tari.

oleh Tifani diperbarui 02 Sep 2024, 13:08 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 13:02 WIB
Kie Art
Masyarakat Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, Jawa Tengah dan sekitarnya memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 dengan arakan karnaval yang istimewa pada 31 Agustus 2024 lalu.

Liputan6.com, Purbalingga - Masyarakat Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, Jawa Tengah dan sekitarnya memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 dengan arakan karnaval yang istimewa pada 31 Agustus 2024 lalu. Karnaval yang diinisiasi oleh Slamet Santosa sebagai pegiat Seni Kie Art ini diikuti oleh 200-an orang yang mewakili 18 desa di Kecamatan Kaligondang.

Karnaval ini menggambarkan peristiwa penting dalam sejarah lokal Purbalingga, yaitu perang Jenar antara pasukan Mangkubumi dan pasukan Paku Buwono II. Atraksi yang menggambarkan perang Jenar ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga untuk mengingatkan masyarakat agar tidak terpecah belah dalam konflik internal dalam masyarakat.

Gita Yohanna Thomdean art director dan pegiat Kie Art, menjelaskan bahwa tujuan utama dari arakan karnaval ini adalah untuk mengenalkan kembali sejarah masa lalu kepada generasi muda dan mengapresiasi jasa leluhur.

"Agar masyarakat tetap waspada terhadap penjajahan yang bisa datang dalam berbagai bentuk di era modern ini," ujar Gita.

Dalam upaya untuk menghidupkan kembali sejarah, Pemuda Kie Seni juga mendistribusikan ratusan gulungan surat yang menceritakan sejarah Ki Arsantaka, sang penggagas Kadipaten Purbalingga di masa lalu. Surat ini bercerita sejarah Ki Arsantaka sang penggagas Kadipaten Purbalingga di masa lalu dan mengingatkan bahwa tinggi rendahnya derajat suatu bangsa terletak pada budaya bangsanya.

Dalam atraksi peperangan menampilkan autentisitas budaya Jawa dengan sulukan atau kidung Jawa oleh sesepuh desa, Admin Budiarjo. Sulukan ini bercerita tentang kepemimpinan bijaksana Ki Arsantaka.

Pementasan ini juga diiringi gending perang karya orisinal dari karawitan Pemuda Kie Seni yang terdiri dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Tarian perang diperankan oleh anggota Kie Tari.

Arakan karnaval diakhiri dengan Ki Arsantaka, yang diperankan oleh Bapak Camat Sugeng Riyadi memberikan gulungan surat kepada Bupati Purbalingga. Surat ini berisi harapan agar Purbalingga memberikan perhatian khusus dalam mengangkat tokoh-tokoh lokal dalam acara yang autentik sebagai bentuk apresiasi.

Gita Yohanna mengungkapkan kebanggaan atas kemampuan Seniman Kie Art dalam menciptakan patung-patung yang memperkaya formasi arakan, seperti patung Kuda Ki Arsantaka, Semar sebagai simbol leluhur, dan Garuda sebagai simbol Bhinneka Tunggal Ika. Semua elemen ini bertujuan untuk mengingatkan kita akan pentingnya persatuan Indonesia.

Dengan kekayaan seni dan budaya yang dimiliki, Kecamatan Kaligondang berambisi menjadi pusat seni budaya di Purbalingga. Hal ini juga menjadikan Kecamatan Kaligondang sebagai poros utama yang terus melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Jawa Tengah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya