Melihat Teknologi Osteocloud yang Mampu Deteksi Osteoporosis Cukup 6 Detik

Osteoporosis sering disebut sebagai pembunuhan senyap dan menjadi salah satu dari 10 penyakit Degeneratif di Dunia.

oleh Fauzan diperbarui 11 Sep 2024, 08:47 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2024, 07:01 WIB
Pertemuan tahunan Persatuan Osteoporosis Seluruh Indonesia (Liputan6.com/Fauzan)
Pertemuan tahunan Persatuan Osteoporosis Seluruh Indonesia (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Jakarta - Osteocloud dari Biomedica diyakini dapat mendeteksi dini osteoporosis, penyakit yang sering disebut sebagai Si Pembunuh Senyap, karena sering tidak disadari sampai kondisinya parah. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan Osteoporosis sebagai salah satu dari 10 Penyakit Degeneratif Utama di dunia. Terdapat sekitar 200 Juta orang di dunia menderita Osteoporosis dan diprediksi akan terus meningkat seiring penuaan populasi dan faktor risiko yang kian masif, seperti kekurangan vitamin D dan kurangnya aktivitas fisik.

Dari berbagai fakta tersebut, Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), pada 30-31 Agustus 2024 lalu, melaksanakan Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional (PITNAS) 2024 yang salah satu tujuannya adalah memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru yang telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan Profesional Kesehatan dalam tatalaksana pemeriksaan Osteoporosis. 

Salah satu sesi yang menarik adalah The Role of Artificial Intelligence in Future Diagnostic for Osteoporosis yang dibawakan oleh dr. Paulus Rahardjo, Sp.Rad(K), CCD. Konsultan Radiologi Muskuloskeletal Indonesia tersebut, dalam presentasinya, memperkenalkan tentang OsteoCloud dari Biomedica–satu inovasi yang dapat menjadi solusi bagi penanganan Osteoporosis di Indonesia, khususnya dalam tiga hal: Diagnosis yang cepat, Deteksi dini, dan Screening Osteoporosis secara masif.

"Osteoporosis tidak memiliki gejala yang jelas sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menderita osteoporosis sampai mereka mengalami patah tulang. Patah tulang bisa sangat mengubah hidup, menyebabkan rasa sakit, cacat, dan kehilangan kemandirian. Itulah mengapa penting untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum menyebabkan patah tulang," kata dr Paulus Rahardjo, dalam keterangannya, Minggu (8/9/2024). 

 

"Kemajuan teknologi telah melahirkan algoritma Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence, yang mampu mendeteksi osteoporosis melalui foto sinar-x biasa dari bagian tulang panggul. Teknologi ini memungkinkan diagnosis osteoporosis dengan cepat dan relatif murah dibandingkan teknologi sebelumnya," tambahnya. 

 

Solusi Inovatif Deteksi Dini Osteoporosis

Pertemuan tahunan Persatuan Osteoporosis Seluruh Indonesia (Liputan6.com/Fauzan)
Pertemuan tahunan Persatuan Osteoporosis Seluruh Indonesia (Liputan6.com/Fauzan)

 

Perkembangan pesat teknologi Kecerdasan Buatan/Artificial Intelligence (AI) dan integrasinya ke dalam dunia kedokteran, menciptakan transformasi dalam metode perawatan. Tidak terkecuali dalam deteksi dini (screening) Osteoporosis.

OsteoCloud dari Biomedica adalah salah satu pioneer penggunaan teknologi AI tersebut dalam melakukan deteksi dini Osteoporosis. Beberapa manfaat dari penggunaan OsteoCloud sebagai perangkat diagnosis Osteoporosis di Fasilitas Kesehatan adalah sebagai berikut:

Biaya yang jauh lebih murah dibanding DEXA BMD, memastikan aksesibilitas yang lebih baik. Penyelenggara pelayanan kesehatan, seperti Klinik Ortopedi, hanya butuh perangkat digital X-ray (bahkan yang sudah ada sebelumnya) untuk dapat menggunakan OsteoCloud.

Hanya membutuhkan waktu 6 detik untuk mendapatkan hasil pengukuran dengan tingkat akurasi 96% terhadap DEXA sebagai golden standard pemeriksaan BMD. Mampu digunakan untuk melayani 160 pasien setiap hari.

Fokus pengukuran di area pinggul (Hip Area), sesuai dengan rekomendasi WHO. OsteoCloud mampu mengukur T-score dan Z-score, sehingga dapat mendeteksi osteoporosis pada individu berisiko di tingkat usia yang beragam.

 

Cara Kerja OsteoCloud

Pertemuan tahunan Persatuan Osteoporosis Seluruh Indonesia (Liputan6.com/Fauzan)
Pertemuan tahunan Persatuan Osteoporosis Seluruh Indonesia (Liputan6.com/Fauzan)

OsteoCloud dirancang untuk menyederhanakan proses deteksi dan diagnosis osteoporosis. Mula-mula, OsteoCloud akan melakukan penilaian terhadap hasil pencitraan X-ray yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian melanjutkan analisis dan mengidentifikasi indikator utama kepadatan tulang dan perubahan struktural yang terkait dengan osteoporosis. Setelah itu, OsteoCloud secara otomatis akan membuat laporan komprehensif yang merinci status kepadatan tulang pasien. Laporan yang dihasilkan kemudian diberikan kepada dokter untuk ditinjau dan menetapkan diagnosis. Semua proses tersebut dilakukan hanya dalam waktu 6 detik.

Dengan mekanisme yang sederhana tersebut, para staf atau petugas pelayanan kesehatan tidak memerlukan pelatihan khusus dalam pengoperasiannya, serta Fasilitas Kesehatan yang akan memanfaatkan OsteoCloud, tidak perlu menambah modalitas tambahan atau dengan kata lain hanya menggunakan fasilitas Digital X-Ray yang sudah ada, sehingga sangat memudahkan untuk diadopsi di berbagai jenis Fasilitas Kesehatan.

Prevalensi Osteoporosis di Indonesia adalah 19,7% yang berarti 2 dari 5 orang Indonesia berisiko Osteoporosis. Jumlah yang sudah tergolong harus diwaspadai tersebut mendesak hadirnya program penanganan yang lebih luas, salah satu yang utama, tentu saja, adalah screening yang mampu mencakup sebagian besar populasi.

Desakan tersebut, semakin membuat kehadiran OsteoCloud di berbagai pelayanan kesehatan penting untuk segera diwujudkan. Sebagai metode sekaligus alat deteksi dini, Osteocloud dengan kemampuan melayani 160 pasien per hari dan dengan biaya yang lebih terjangkau, bukan hanya menjamin tingkat akses yang lebih luas, namun juga memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai fasilitas dalam screening Osteoporosis berskala nasional (National Mass Screening) di Indonesia.

“Seperti yang telah kami lakukan di Taiwan, kami meningkatkan capaian screening Osteoporosis secara masif di sana, khususnya wilayah-wilayah pedesaan, dan jika melihat tantangan yang ada di Indonesia, baik dari jumlah populasi, maupun hambatan geografis, OsteoCloud akan sangat membantu dalam memacu tingkat Screening Osteoporosis, baik dalam bentuk program skala nasional, maupun sebagai layanan permanen di Fasilitas Kesehatan di Seluruh Indonesia,” kata Founder dan CEO Biomedica, Dr. Zhang, Han-Wei.

Sebagai informasi, OsteoCloud dari Biomedica telah mendapat izin AKL dari Kementerian Kesehatan RI (Nomor Izin Edar: AKL 21501420346) dengan PT Medika Integrasi Teknologi sebagai perwakilan tunggal (sole-representative) di Indonesia. Untuk informasi selengkapnya, maupun request untuk demo aplikasi bisa menghubungi Bapak Raymond Murtihardjana melalui email berikut: raymond.m@medika-it.com"

 

Simak juga video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya