Lomba Bertutur Momentum Angkat Budaya Daerah Lewat Cerita

Budaya daerah jika tidak dikenali sejak dini dan dilestarikan suatu saat akan hilang, lomba bertutur menjadi momentum mengangkatnya kembali untuk bisa terus lestari.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 18 Sep 2024, 05:32 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 05:32 WIB
Ilustrasi Mendongeng
Ilustrasi mendongeng (dok. Pixabay.com/Tumisu)  

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tugas perpustakaan adalah menumbuhkan kegemaran budaya baca. Upaya ini bisa dilakukan melalui satuan keluarga, pendidikan, dan masyarakat.

Lomba Bertutur Tingkat Sekolah Dasar/MI menjadi momentum mengangkat budaya daerah melalui cerita.

"Budaya daerah jika tidak dikenali sejak dini dan dilestarikan suatu saat akan hilang," ujar Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar, ketika membuka Lomba Bertutur Bagi Siswa-Siswi SD tingkat Nasional 2024, Selasa (17/9/2024).

Digelarnya lomba bertutur ini merupakan salah satu upaya perpustakaan memberi semangat kepada anak-anak agar memiliki kebiasaan membaca dan mencintai budayanya.

Perpustakaan ingin menggugah kembali nilai-nilai kearifan lokal dari suatu budaya melalui cerita yang disampaikan sehingga di masa depan Indonesia mempunyai generasi yang cinta Tanah Air.

Finalis Lomba Bertutur tingkat SD/MI 2024 merupakan para pemenang di provinsinya. Sebelumnya mereka telah mengikuti ajang yang sama secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.

Tahun ini Lomba Bertutur akan diikuti oleh 30 finalis. Mereka akan beradu kemampuan di atas panggung di hadapan para juri.

“Jadi, harus percaya diri. Namun, rasa percaya diri berlebihan justru bisa menjadi bumerang bagi peserta,” pesan pedongeng Kak Awam Prakoso, salah satu juri lomba.

Pemenang dari Lomba Bertutur ini nantinya akan unjuk kebolehan pada malam apresiasi Gemilang Perpustakaan 2024.

Manfaat Kegiatan Bertutur Bagi Anak

Kegiatan bertutur bercerita adalah salah satu aktivitas yang telah ada sejak zaman dahulu. Dari generasi ke generasi, cerita telah menjadi sarana untuk menyampaikan nilai-nilai, tradisi, dan pengetahuan. Dalam konteks perkembangan anak, bertutur bercerita memiliki peran yang sangat signifikan.

Salah satu manfaat utama dari kegiatan bertutur bercerita adalah pengembangan keterampilan bahasa anak. Ketika anak mendengarkan cerita, mereka terpapar pada kosakata baru, struktur kalimat, dan tata bahasa yang lebih kompleks.

Proses mendengarkan ini membantu anak memahami cara menyusun kalimat secara efektif dan meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi.

Selain itu, anak yang sering mendengarkan cerita cenderung memiliki kemampuan membaca yang lebih baik. Mereka belajar mengenali kata-kata dan frasa yang sering digunakan, yang pada akhirnya mempermudah mereka saat belajar membaca.

Bertutur bercerita juga memainkan peran penting dalam merangsang imajinasi dan kreativitas anak. Cerita sering kali membawa anak ke dunia yang penuh dengan keajaiban dan petualangan.

Melalui cerita, anak dapat membayangkan berbagai karakter, tempat, dan situasi yang berbeda. Imajinasi yang terstimulasi ini tidak hanya membantu anak dalam bermain dan berkreasi, tetapi juga dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis. Anak yang terbiasa mendengarkan cerita cenderung lebih kreatif dan mampu berpikir di luar kotak.

Bertutur bercerita juga membantu dalam pengembangan empati dan pemahaman emosional anak. Cerita sering kali mengandung berbagai emosi dan situasi yang kompleks. Ketika anak mendengarkan cerita, mereka belajar mengenali dan memahami perasaan karakter dalam cerita. Hal ini membantu anak dalam mengembangkan empati, yaitu kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Pemahaman emosional ini sangat penting dalam pembentukan hubungan sosial yang sehat dan harmonis.

Kegiatan bertutur bercerita juga memiliki manfaat dalam memperkuat hubungan antara anak dan orang tua. Saat orang tua meluangkan waktu untuk bercerita kepada anak, mereka menciptakan momen yang intim dan penuh kasih sayang. Interaksi ini membantu membangun ikatan emosional yang kuat antara anak dan orang tua. Selain itu, anak merasa lebih dihargai dan dicintai ketika orang tua meluangkan waktu khusus untuk mereka. Hubungan yang kuat ini memberikan dasar yang kokoh bagi perkembangan emosional dan sosial anak.

Cerita sering kali mengandung pesan moral dan nilai-nilai yang penting. Melalui cerita, anak dapat belajar tentang kebaikan, kejujuran, keberanian, dan nilai-nilai positif lainnya. Orang tua dapat memilih cerita yang sesuai dengan nilai-nilai yang ingin mereka tanamkan pada anak. Dengan mendengarkan cerita, anak dapat memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan belajar membuat keputusan yang baik. Penanaman nilai-nilai ini sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya