Dapur Umum Kemensos Bantu Ribuan Warga di 5 Desa Korban Gempa Bandung

Di lapangan mereka bahu membahu membangun tenda pengungsian dan mengaktifkan layanan dapur umum lapangan.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 22 Sep 2024, 04:00 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2024, 04:00 WIB
Gempa
Tim dapur umum lapangan Kemensos menyediakan kebutuhan makan untuk warga terdampak gempa di Bandung. (Foto: Dok.)

Liputan6.com, Bandung - Dua hari beroperasi, layanan dapur umum Kemensos yang didirikan di Kantor Kecamatan Kertasari, telah menjangkau ribuan warga Kabupaten Bandung di lima desa yang terdampak akibat gempa berkekuatan 5,0 SR.

Tim Kemensos yang terdiri dari tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan pendamping sosial telah turun ke lapangan tak lama setelah gempa itu terjadi. Di lapangan mereka bahu membahu membangun tenda pengungsian dan mengaktifkan layanan dapur umum lapangan.

Menurut Koordinator Tagana Kabupaten Bandung, Iyan Mul, layanan dapur umum lapangan telah beroperasi sejak Kamis pagi kemarin.

Tim dapur umum lapangan Kemensos menyediakan kebutuhan makan untuk warga terdampak di lima desa yaitu Desa Cibeureum sebanyak 3.000 bungkus, Desa Sukasari 100 bungkus, Desa Tarumajaya 600 bungkus, Desa Cikembang 1.100 bungkus, dan Desa Cihawuk 1.200 bungkus.

Selain mendirikan dapur umum lapangan, Kemensos juga mendirikan dapur air yang diperuntukan bagi penyintas di lokasi pengungsian. Dapur air dapat memenuhi kebutuhan air minum, terutama air panas siap minum bagi para penyintas.

“Ada teh, kopi, warga di tenda pengungsian tinggal seduh dan bisa menikmati minuman hangat,“ kata Iyan, Jumat (20/9/2024).

Iyan menjelaskan, kondisi di tenda pengungsian cukup dingin, hingga mencapai suhu 13 derajat Celsius di malam hari. Suhu dingin tersebut dapat terjadi mengingat lokasi posko pengungsian gempa Bandung berada di dataran tinggi.

Masa tanggap darurat gempa Bandung telah ditetapkan selama dua minggu. Tim dari Kemensos beserta pihak terkait lainnya terus melakukan upaya tanggap darurat dan penanganan kebutuhan para penyintas gempa bumi Bandung, terutama menjangkau penyintas lain yang belum terdata.

“Kami terus mengupayakan melakukan asesmen psikososial dan tracing korban luka yang tersebar di beberapa desa,” kata Roni Faisal, Pekerja Sosial Bidang Kebencanaan Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya