Wantimpres Tinjau Uji Coba Makan Siang Bergizi Gratis di Cirebon, Ini Hasilnya

Wiranto mengatakan, dalam uji coba tersebut, rencananya progam makan siang gratis akan menyesuaikan kondisi daerah

oleh Panji Prayitno diperbarui 25 Sep 2024, 15:49 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2024, 15:49 WIB
Wantimpres Tinjau Uji Coba Makan Siang Bergizi Gratis di Cirebon, Ini Hasilnya
Watimpres Wiranto meninjau uji coba makan siang bergizi gratis di salah satu sekolah wilayah Kota Cirebon. (Ist)

Liputan6.com, Cirebon - Uji coba makan siang bergizi gratis terus dilakukan menjelang dibeberapa daerah salah satunya Kota Cirebon. Dalam uji coba tersebut, program makan siang gratis di Kota Cirebon akan dilaksanakan selama tiga hari.

Dalam uji coba tersebut, ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto menjelaskan bahwa Kota Cirebon merupakan daerah ke 6 yang melaksanakan uji coba MBG. Ia menilai, setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing.

"Banyak hal yang bisa kita pelajari dari uji coba ini. Hasilnya akan menjadi masukan yang sangat berharga, bagi badan yang nantinya diberi tugas oleh Presiden RI Terpilih, Bapak Prabowo Subianto untuk program Makan Bergizi Gratis ini, sehingga saat pelaksanaannya nanti akan terselenggara dengan baik," ujarnya.

Dari peninjauan tersebut, Wiranto ingin memastikan bahwa harga yang telah dicanangkan harus seimbang dengan gizi yang dibutuhkan. Pasalnya, lanjut Wiranto, program MBG berorientasi dan fokus pada penurunan angka stunting secara nasional.

Wiranto mengatakan, dalam uji coba tersebut, rencananya progam makan siang gratis akan menyesuaikan kondisi daerah. Menurutnya, setiap daerah memiliki ciri khas.

"Tiap daerah beda. Misal di Papua mungkin tidak nasi maka dari itu uji coba memang penting," kata Wiranto.

Menurutnya, salah satu uji coba tersebut untuk menilai apakah daerah tertentu punya hasil pertanian yang baik untuk backup. Oleh karena itu, program tersebut harusnya memiliki multiplayer efek seperti menghidupkan UMKM, pertanian di daerah setempat.

Wiranto mengatakan, orientasi uji coba makan siang bergizi gratis diutamakan ke daerah yang memiliki angka stunting tinggi. Ia memastikan, makan siang gratis berlaku untuk sekolah yang ada di pesantren.

"Antara harga dan gizi harus seimbang, karena fokus kita pada prevalensi stunting. Kemarin saat kita di Salatiga itu juga sudah ada ponpes yang kita ikutkan uji coba bahkan sudah ada ponpes yang sudah jalankan program ini selama 15 tahun mandiri," lanjutnya.

Kata PJ Wali Kota Cirebon

Dalam kesempatan tersebut, Wiranto juga menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada jajaran Pemerintah Daerah Kota Cirebon, para guru, siswa, orang tua siswa dan seluruh pihak yang sudah terlibat dalam kegiatan uji coba.

Pj Wali Kota Cirebon, H Agus Mulyadi mengatakan, pelaksanaan uji coba di Kota Cirebon akan berlangsung selama lima hari, yakni 25 September 2024 sampai dengan 1 Oktober 2024 dengan melibatkan 18.000 siswa.

Agus Mulyadi mengatakan bahwa uji coba ini dapat menjadi motivasi, gambaran umum sekaligus evaluasi bagi Pemkot Cirebon dalam rangka mendukung dan menyukseskan salah satu program unggulan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029.

"Kami berharap, dengan dukungan dari berbagai pihak, pelaksanaan MBG di Kota Cirebon dapat terlaksana dengan baik dan tentu saja pada akhirnya memberikan dampak yang positif bagi peserta didik," ujarnya.

Pj Wali Kota menilai, dampak yang diharapkan dari program makan siang gratis dapat menciptakan populasi dan generasi yang terpenuhi gizinya, terjaga kesehatannya, dan berkualitas pendidikannya.

Kombinasi tersebut adalah fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan pembangunan bangsa di masa mendatang, sebagaimana yang telah menjadi visi besar Presiden RI Terpilih 2024-2029.

"Kota Cirebon ingin terlibat aktif dalam penyiapan generasi penerus yang berkualitas dan itu semua dimulai dari penyediaan gizi yang baik pada anak," jelasnya.

Jika anak bergizi baik, kata Pj Wali Kota, maka akan belajar lebih baik serta produktif. Pj Wali Kota juga meyakini bahwa praktik pemberian makanan di sekolah merupakan salah satu safety net paling efektif dalam rangka memberikan dukungan dan stabilitas kebutuhan harian yang dibutuhkan anak-anak dengan ekonomi rentan.

"Praktik semacam ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam mencegah sekaligus melindungi masyarakat dari berbagai kerentanan sosial yang berdampak pada pembangunan secara makro," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya