2 Sekolah Terdampak Gempa di Garut Dibangun Ulang Menggunakan Material Daur Ulang Plastik

Seluruh bahan bangunan yang digunakan diklaim ramah lingkungan yang terbuat dari daur ulang plastik dan tahan gempa berlisensi Block Solutions Finlandia.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 13 Okt 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2024, 16:00 WIB
Yayasan Bakti Barito melakukan pembangunan ulang (rebuilding) tiga kelas baru, merenovasi dua kelas serta pembangunan instalasi sanitasi SDN 3 Barusari, sekolah terdampak gempa magnitudo 5.0 beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Yayasan Bakti Barito melakukan pembangunan ulang (rebuilding) tiga kelas baru, merenovasi dua kelas serta pembangunan instalasi sanitasi SDN 3 Barusari, sekolah terdampak gempa magnitudo 5.0 beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Yayasan Bakti Barito melakukan pembangunan ulang (rebuilding) tiga kelas baru, merenovasi dua kelas serta pembangunan instalasi sanitasi SDN 3 Barusari, salah satu sekolah terdampak gempa Garut-Bandung magnitudo 5.0 beberapa waktu lalu.

“Kami akan menggunakan konsep pembangunan berkelanjutan menggunakan model konstruksi block solutions,” ujar Koordinator Program Lingkungan Hidup Yayasan Bakti Barito, Yoris Sindhu Sunarjan, Jumat (11/10/2024).

Dengan pola itu, seluruh bahan bangunan yang digunakan diklaim ramah lingkungan yang terbuat dari daur ulang plastik dan tahan gempa berlisensi Block Solutions Finlandia. “Dengan metode ini akan memakan waktu sekira 28 hari, dengan target penyelesaian dua sekolah dalam 60 hari kerja,” papar dia.

Meski model block solutions sudah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia, namun khusus Garut, konsep ini baru pertama kali diterapkan, setelah tahun lalu uji coba di dua sekolah. “Itu sifatnya hanya sampling saja tidak keseluruhan atau rebuilding,” kata dia.

Dengan pembangunan ini, Yoris berharap masyarakat mulai sadar untuk melakukan manajemen kebencanaan, terlebih Garut masuk kategori daerah rawan bencana.

“Rencanakan segala sesuatu terkait infrastruktur maupun kegiatan masyarakat itu semua berkewaspadaan terhadap terjadinya bencana,” ujar dia mengingatkan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefuloh, menyatakan selain SDN 3 Barusari, rencannya Yayasan Bakti Barito bakal melakukan pembangunan SDN 4 Barusari.

“Kita akan melakukan pembongkaran secara swadaya karena memang kondisi bangunan SD nya sudah tidak memungkinkan lagi,” kata dia.

Camat Pasirwangi, Bambang Rudijanto, mengapresiasi pembangunan Yayasan Bakti Barito di SDN 3 Barusari.  Selama pembangunan berlangsung, sebanyak 144 siswa akan belajar di madrasah terdekat dengan sistem pergantian waktu antara pagi dan siang.

“Mau tidak mau harus diatur shift untuk belajar, ada yang sekolah pagi dan ada yang sekolah siang sementara ini,” kata dia.

Seperti diketahui gempa magnitudo 5.0 beberapa waktu lalu, merusak sekitar 21 sekolah. Hadirnya pembangunan Yayasan Bakti Barito, diharapkan memulihkan kegiatan belajar mengajar di wilayah terdampak gempa dalam waktu singkat.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya