Terpantau 6 Titik Panas di Banyuwangi, BMKG Imbau Warga Waspadai Potensi Bahaya Karhutla

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengeluarkan peringatan dini terkait munculnya enam titik panas (hotspot) kategori sedang di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 16 Okt 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi titik Panas (Istimewa)
Ilustrasi titik Panas (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengeluarkan peringatan dini terkait munculnya enam titik panas (hotspot) kategori sedang di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Pringatan ini dikeluarkan untuk mengingatkan masyarakat akan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dapat terjadi di daerah tersebut.

Berdasarkan data dari BMKG menunjukan bahwa titik panas tersebut terdeteksi di beberapa daerah diantaranya, Kecamatan Pesanggaran, Wongsorejo dan kawasan hutan lindung Gunung Ijen Merapi Ungup-ungup.

Menurut Prekirawan BMKG Banyuwangi Beni Gumintar, enam titik panas tersebut sebagian besar berada di kawasan hutan dan lahan. Sehingga menimbulkan potensi kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi.

"Kami mengimbau masyarakat jangan sembarang membuat sumber api, karena apabila sumber api ditambah dengan angina yang kencang sumber api akan cepat membesar," ujarnya Selasa (15/10/2024).

Kondisi cuaca yang cenderung kering saat ini, kata dia, berdampak pada peningkatan suhu dan kurangnya curah hujan. Hal ini menjadi faktor utama yang memicu munculnya titik panas di bumi Blambangan ini.

Daerah paling rawan kebakaran hutan dan lahan terdeteksi di wilayah Kecamatan Wongsorejo. Hal ini dikarenakan daerah tersebut memiliki banyak area dengan vegetasi yang mudah terbakar, serta cuaca yang cenderung kering dalam beberapa waktu terakhir.

"Suhu udara yang tinggi dan rendahnya kelembapan membuat lahan-lahan daerah tersebut lebih rentan terhadap kebakaran," paparnya.

Titik Panas Masih Warna Kuning

Titik panas yang terdeteksi saat ini masih menunjukkan warna kuning. Menurutnya, warna ini biasanya menandakan potensi kebakaran, sementara warna merah menunjukkan bahwa kebakaran sudah terjadi, sehingga meskipun titik panas terlihat, belum tentu berarti ada kebakaran yang berlangsung.

"Titik kuning menunjukkan kategori sedang. Jika sudah berubah menjadi merah, itu berarti sudah ada kebakaran," dia menjelaskan.

Ia menambahkan bahwa tampilan titik warna kuning pada pantauan satelit mencerminkan kondisi cuaca yang sangat panas dan ekstrem. Karena suhu yang tinggi, wilayah tersebut harus diwaspadai terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran.

"Dalam citra satelit ada simbol tiga warna. Warna hijau berarti titik panas rendah, kuning sedang, dan merah berarti tinggi," tuturnya.

Beny meminta warga di sekitar lokasi titik panas untuk selalu siap siaga dan mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan dinas terkait. Dengan kesadaran dan kerja sama dari masyarakat, diharapkan risiko kebakaran hutan dapat diminimalisasi.

"Masyarakat harus lebih berhati-hati, terutama dalam melakukan aktivitas yang melibatkan api, seperti membakar sampah atau membuka lahan," dia memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya