Unesa Kukuhkan 9 Guru Besar, Salah Satu Disertasinya Bahas Fenomena Bonek

Unesa mengukuhkan sembilan profesor atau guru besar dalam Rapat Terbuka Senat Akademik yang berlangsung di Gedung Pertunjukan Sawunggaling, Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Okt 2024, 18:31 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2024, 18:31 WIB
Pengukuhan Guru Besar Unesa
Unesa mengukuhkan sembilan profesor atau guru besar dalam Rapat Terbuka Senat Akademik yang berlangsung di Gedung Pertunjukan Sawunggaling, Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya. (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Guru besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) terus bertambah. Terbaru, kampus 'Rumah Para Juara' mengukuhkan sembilan profesor atau guru besar dalam Rapat Terbuka Senat Akademik yang berlangsung di Gedung Pertunjukan Sawunggaling, Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya.

Pengukuhan sembilan profesor ini merupakan gelombang pertama tahun 2024 yang diikuti sembilan profesor. Berikutnya, akan ada gelombang pengukuhan lagi awal November yang diikuti sekitar 11 guru besar, dan sekitar 18 guru besar lagi sedang persiapan untuk gelombang berikutnya. 

"Gelombang pertama ini ada 9 profesor, gelombang dua bulan depan ada 11 profesor, dan sudah akan siap lagi untuk gelombang ketiga sambil menunggu pengumuman sekitar 18 orang profesor. Semoga prosesnya lancar," ujar Rektor Unesa, Nurhasan (Cak Hasan), Selasa (29/10/2024).

Cak Hasan mengungkapkan, pengajuan guru besar memang menantang, dan tidak semua dosen bisa mencapainya, karena ada sejumlah kualifikasi yang harus dipenuhi. Kendati demikian, Unesa berkomitmen untuk terus menambang jumlah profesor melalui program percepatan guru besar. 

"Dosen yang masuk kualifikasi kami dorong untuk segera proses pengajuan guru besarnya. Kami fasilitasi dan beri pendampingan melalui tim percepatan yang terdiri dari guru besar senior. Kami juga beri insentif kepada para dosen yang menghasilkan publikasi di jurnal bereputasi," ucap guru besar ilmu keolahragaan itu. 

Cak Hasan berharap, dengan bertambahnya jumlah guru besar ini dapat menjadi semangat baru dan lokomotif bagi Unesa dalam meningkatkan implementasi tridarma perguruan tinggi dan memperkuat ekosistem akademik, riset, publikasi, dan inovasi di kampus 'Satu Langkah di Depan.' 

 

Profesor Baru Ragam Bidang Ilmu

Adapun sembilan guru besar yang dikukuhkan pada gelombang pertama ini sebagai berikut. Pertama, Prof. Endang Pudjiastuti Sartinah, guru besar bidang bimbingan dan konseling anak berkebutuhan khusus.

Dalam pengukuhannya, ia menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Peran Strategis Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus; Mewujudkan Pendidikan Inklusif yang Holistik.” 

Kedua, Prof. Abadi, guru besar bidang matematika terapan (sistem dinamik). Orasi ilmiahnya yaitu tentang ‘Sistem Dinamik dan Penerapannya dalam Bidang Mekanika, Penyebaran Penyakit Menular, dan Interaksi Populasi (Kajian Pemodelan dan Analisis Matematika serta Interpretasinya).

Ketiga, Prof. Raden Roro Nanik Setyowati, guru besar bidang sosiologi pendidikan. Orasi ilmiahnya yaitu tentang “Pendekatan Humanis dalam Mengantisipasi Kekerasan Suporter dalam Sepak Bola (Studi Kasus Suporter Bonek Surabaya).”

Keempat, Prof. Himawan Wismanadi, guru besar bidang analisis kondisi fisik bulu tangkis. Pada kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah tentang “Pengembangan Program Pelatihan Fisik Bayangan Rancang Gerak Bulu Tangkis dan Pengurangan Masa Istirahat untuk Peningkatan Power, Kecepatan Reaksi dan Recovery.”

Kelima, Prof. Achmad Imam Agung, guru besar bidang pendidikan kewirausahaan teknik elektro, yang pada kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah tentang “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Berwirausaha di Indonesia: Persepsi Terhadap Pendidikan Kejuruan Siswa SMA.”

Keenam, Prof. Setiyo Hartoto, guru besar bidang pembelajaran tenis lapangan, yang pada kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah tentang “Model Gaya Kepemimpinan terhadap Peningkatan Komitmen dan Keterampilan Bermain pada Atlet Tenis Mahasiswa.”

Ketujuh, Prof. Bachtiar Syaiful Bachri, guru besar bidang pengembangan kurikulum, yang menyampaikan orasi ilmiah tentang “Tantangan Pengembangan Kurikulum Era Post-Modern.”

Kedelapan, Prof. Lilik Anifah, guru besar bidang kecerdasan buatan pattern recognition atau intelligence pattern recognition, yang menyampaikan orasi ilmiah tentang “Pattern Recognition Intelligence sebagai Decision Support Systems: Kajian Empiris dan Implementasi,” dan. 

Kesembilan, Prof Dwi Cahyo Kartiko, guru besar bidang pembelajaran bola basket, yang menyampaikan orasi ilmiah tentang “Revitalisasi Pedagogi dan Eskalasi Kompetensi Bola Basket: Integrasi Functional Strength Training Atlet Muda.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya