Jadi Bumbu Andalan Kuliner Nusantara, Begini Sejarah Lahirnya Kecap Manis

Kecap manis umumnya ditambahkan ke dalam makanan khas Indonesia, seperti nasi goreng, sate, batagor, bakso, soto, hingga tempe dan tahu bacem. Kecap manis juga selalu hadir di hampir setiap rumah makan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Nov 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2024, 16:00 WIB
4 Resep Makanan dengan Kecap Manis yang Bisa Ibu Coba, Ciptakan Cita Rasa yang Kaya dalam Setiap Suapan
(c) Shutterstock

Liputan6.com, Yogyakarta - Kecap manis menjadi salah satu bumbu andalan di setiap kuliner nusantara. Bumbu yang satu ini dapat memberikan cita rasa manis dan gurih di setiap masakan.

Kecap manis umumnya ditambahkan ke dalam makanan khas Indonesia, seperti nasi goreng, sate, batagor, bakso, soto, hingga tempe dan tahu bacem. Kecap manis juga selalu hadir di hampir setiap rumah makan.

Mengutip dari indonesia.go.id, kecap sebenarnya bukanlah asli Indonesia. Bumbu berwarna hitam pekat ini ternyata sudah dikenal sejak 300 tahun sebelum Masehi di era Romawi.

Pada masa itu, kecap dikenal dengan nama liquamen. Jika kecap manis yang saat ini beredar di pasaran terbuat dari kedelai, maka berbeda dengan kecap asal Romawi.

Kecap asal Romawi dibuat dari petis teri, cuka, minyak, dan merica. Kecap tersebut memiliki rasa yang mirip dengan kecap asal Tiongkok.

Pada 1690, bangsa Tiongkok menggunakan saus serupa yang diberi nama ke’tsiap (kecap asin). Kemajuan teknologi akhirnya membuat bangsa Tiongkok membuat ke’tsiap dengan menggunakan kacang kedelai hitam sebagai bahan utamanya.

Bersamaan dengan masa ekspansi pedagang-pedagang Tiongkok hingga ke Asia Tenggara, ke’tsiap pun mulai tersebar ke berbagai wilayah. Mereka mengenalkannya ke negara-negara yang disinggahi, mulai dari Singapura, Thailand, Filipina, hingga Indonesia.

Sejarah hadirnya ke’tsiap ke Indonesia tak bisa dipisahkan dari perdagangan dan pertukaran hasil bumi di masa lalu. Masuknya ke’tsiap di Indonesia berawal dari keinginan para pedagang Tiongkok untuk bertukar hasil bumi.

 

Kurang Cocok

Sayangnya, ke’tsiap yang dibawa oleh pedagang Tiongkok kurang cocok dengan budaya Indonesia, terutama kultur budaya masyarakat Jawa. Para pedagang kemudian berinovasi dengan menambahkan gula kelapa ke dalam kecap asin tersebut.

Alhasil, ke’tsiap di Indonesia pun memiliki rasa manis, sesuai dengan selera masyarakat Jawa. Rasa kecap terus berkembang dengan menyesuaikan rasanya dengan lidah nusantara  yang lebih gemar makanan manis.

Kecap manis yang awalnya masih bertekstur sangat encer pun mulai dibuat lebih kental dengan tambahan bumbu-bumbu lainnya. Selain rasa dan tekstur, perubahan juga terjadi pada penyebutannya.

Ke’tsiap akhirnya berubah menjadi kecap karena pelafalannya yang cukup sulit diucapkan oleh masyarakat Indonesia. Nama kecap pun terus digunakan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini.

Pada 1882, pabrik kecap pertama di Indonesia dibangun. Pabrik yang didirikan oleh Teng Hang Soey itu berlokasi di Pasar Lama, Tangerang.

Awalnya, pabrik kecap itu bernama Teng Giok Seng. Namun, saat ini telah berganti nama menjadi Kecap Kecap Cap Istana.

Berdirinya pabrik kecap pertama menjadi awal munculnya merek-merek kecap manis di Indonesia. Salah satu merek kecap dari Indonesia saat itu adalah Kecap Cap Orang Jual Sate dari Probolinggo, Jawa Timur. Pabrik itu sudah ada sejak 1889.

Pada 1920, lahir Kecap Benteng Cap SH yang dibuat oleh Lo Tjit Siong. Pabrik yang ada di Tangerang itu juga masih eksis hingga sekarang.

Menariknya merek kecap beteng kini menjadi oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Tangerang, terutama daerah Pasar Lama. Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, hingga kini kecap manis masih menjadi bumbu andalan di setiap masakan khas nusantara.

 

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya