Liputan6.com, Flores - Perempuan di Sikka, Flores, memiliki sanggul tradisional yang disebut legan alan atau lenggeng. Sanggul ini merupakan simbol atau lambang yang menandai peralihan perempuan Flores dari masa remaja menuju kedewasaan.
Mengutip dari indonesiakaya.com, legan alan secara sederhana dipandang sebagai aksesori kepala. Namun lebih daripada itu, legan alan adalah simbol kesiapan para perempuan di Flores dalam menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga.
Para perempuan Flores yang telah mengenakan legan alan dipandang sebagai sosok yang telah melewati masa gadis dan bersiap mencapai usia akil balig. Tatanan rambut ini adalah simbol kesiapan mereka yang akan memiliki peran lebih dalam masyarakat Flores.
Advertisement
Baca Juga
Legan alan menyimpan makna mendalam yang berkaitan erat dengan tradisi dan adat istiadat Flores. Sebelum seorang gadis dapat mengenakan gelung legan alan, ia harus menjalani upacara adat Sikka.
Proses upacara adat ini menandai tonggak penting dalam kehidupannya. Upacara ini mengukuhkan legan alan sebagai simbol budaya yang sarat makna. Bukan itu saja, upacara adat tersebut juga dimaknai sebagai representasi nyata penghormatan terhadap tradisi leluhur dan komitmen terhadap nilai-nilai luhur masyarakat Sikka.
Upacara adat yang mendahului penggunaan sanggul ini menegaskan bahwa legan alan merupakan bagian dari ritus peralihan yang penting dalam masyarakat. Hal ini mencerminkan kuatnya integrasi tradisi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Flores.
Sanggul legan alan dibuat dengan proses yang tergolong rumit dan memerlukan ketelitian. Pertama-tama, rambut ditata secara vertikal dan diikat menjadi kucir kuda.
Kemudian, kuncir tersebut dilipat ke dalam untuk menciptakan lapisan-lapisan yang membentuk sanggul. Dalam praktik tradisional, rambut diatur tanpa bantuan jepit. Cara ini menonjolkan keterampilan para wanita Sikka dalam membentuk sanggul secara presisi agar dapat bertahan tanpa alat bantu.
Keterampilan ini pula yang akhirnya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Seiring berjalannya waktu, keterampilan itu pun menjadi simbol dedikasi mereka terhadap pelestarian budaya.
Â
Ciri Khas
Legan alan memiliki ciri khas berupa bentuk sanggulnya yang menyerupai ular. Jika dilihat secara saksama, bentuknya sangat mirip dengan ular yang sedang beristirahat melingkar.
Bentuk tersebut melambangkan kekuatan, ketenangan, dan perlindungan. Filosofi ini mencerminkan keyakinan masyarakat Sikka tentang pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam.
Selain bentuk utamanya, beberapa aksesori dalam legan alan juga kaya akan makna simbolis. Sebut saja haging yang memiliki makna eratnya hubungan masyarakat Flores dengan alam sekitar.
Pasalnya, haging dibuat dari bahan alami berupa tanduk sapi atau duri landak. Haging merupakan tusuk sanggul yang menjaga tatanan rambut tetap rapi.
Haging umumnya berukuran panjang sekitar 20 sentimeter. Selain memberikan tampilan khas pada sanggul, haging juga melambangkan kekuatan dan keberanian wanita Flores.
Legan alan seolah hadir untuk menjembatani masa lalu dengan masa kini. Penggunaannya pun selalu dikaitkan dengan momen-momen penting dalam kehidupan perempuan Sikka.
Selain digunakan dalam upacara adat, legan alan juga sering dikenakan dalam tarian tradisional di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya pada perayaan besar dan festival budaya. Tak hanya menampilkan gerakan yang anggun, tarian tersebut juga menunjukkan kedudukan legan alan yang menjadi bagian integral dari identitas budaya masyarakat Sikka.
Â
Penulis: Resla
Advertisement