Modus Ritual Zikir Zakar, Dosen di Mataram NTB Lecehkan Banyak Mahasiswa Pria

Pelaku menyampaikan ke pada korban bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dalam keadaan berzikir, termasuk organ tubuh manusia. Pelaku mengklaim titik paling vital yang sering mengingat Tuhan adalah kelamin atau zakar.

oleh Hans Bahanan diperbarui 30 Des 2024, 16:34 WIB
Diterbitkan 30 Des 2024, 16:34 WIB
Ilustrasi Pelecehan Pencabulan Anak
Ilustrasi Pelecehan Seksual/Pencabulan. (Freepik/Jcomp)

Liputan6.com, Mataram - Seorang oknum dosen di Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga mencabuli 10 mahasiswa sesama jenis dengan beragam modus.

Dosen berinisial RL dan sedang aktif mengajar di dua perguruan tinggi tersebut dilaporkan oleh korban pelecehan seksual ke Polda NTB.

Pendamping korban dari LSM Sasaka Nusantara Lombok Barat, Sabri mengatakan, dalam melancarkan aksinya, pelaku mendekati para korbannya beragam dan dengan berbagai gaya.

Seperti terlebih dahulu melakukan pendekatan ke komunitas dan mengikuti diskusi-diskusi ilmiah tempat para korbannya sering beraktivitas.

"Pelaku ini sering ikut kegiatan dengan kita di komunitas. Ikut diskusi-diskusi ilmiah," kata Sabri, akhir pekan kemarin. 

Kemudian pelaku mencari korban yang memiliki masa lalu yang kurang baik, dan berusaha mendekati korban. Setelah dekat, pelaku kemudian menceramahi korban untuk ditawarkan agar korban bertaubat dan mengikuti ritual zikir zakar atau zikir alat kelamin.

Pelaku menyampaikan ke pada korban bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dalam keadaan berzikir, termasuk organ tubuh manusia. Pelaku mengklaim titik paling vital yang sering mengingat Tuhan adalah kelamin atau zakar.

"Modusnya banyak. Ada zikir zakar mengelaborasi kajian ilmiah dengan spritual. Zikir zakar dia sebut sebagai zikir alat kelamin," ujar Sabri.

Pelaku kemudian mencabuli korban dengan cara memainkan kemaluan korban. Selain itu, modus pelaku juga dengan dalih mandi suci untuk membersihkan dosa-dosa korban.

"Modus kedua dengan mandi suci dengan modus pengobatan. Dia mengatakan korban itu punya penyakit. Korban punya kesalahan di masa lalu dan ingin berubah," ujarnya.

 

Korban Mengalami Trauma

Akibat perbuatan pelaku, para korban mengalami trauma. Bahkan, ada salah satu korban kini telah mengalami penyimpangan orientasi seksual dan menjadi penyuka sesama jenis.

"Paling parah sampai kemudian ada korban sudah tidak tertarik lagi dengan perempuan. Sampai ada yang sudah mengalami penyimpangan seksual," kata dia.

Sabri mengatakan rata-rata korbannya merupakan mahasiswa yang gagah secara fisik.

"Dia pilih-pilih untuk dijadikan korbannya. Dan korbannya rata-rata mahasiswa yang berpenampilan gagah atau ganteng," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya