Guru Besar UGM Nyoman Kertia Raih Penghargaan Anugerah UGM untuk Obat Tradisional

Nyoman Kertia, salah satu Guru Besar dari Universitas Gadjah Mada mendapat anugerah dari UGM karena ketertarikan pengobatan tradisional dan tanaman herbal.

oleh Yanuar H diperbarui 12 Jan 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2025, 19:00 WIB
Asam jawa dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan kolesterol jahat, trigliserida, dan tekanan darah tinggi dengan cara tertentu. Pastikan untuk mengikuti panduan yang tepat. (Ilustrasi by AI)
Asam jawa dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan kolesterol jahat, trigliserida, dan tekanan darah tinggi dengan cara tertentu. Pastikan untuk mengikuti panduan yang tepat. (Ilustrasi by AI)

Liputan6.com, Yogyakarta - Tertarik dengan obat-obatan tradisional dalam terapan medis modern membuat Nyoman Kertia Guru Besar UGM mendapatkan Penghargaan Anugerah UGM untuk bidang obat-obatan dan kebudayaan Indonesia diberikan oleh Rektor UGM Ova Emilia, pada puncak Dies Natalis UGM pada Kamis (19/12) lalu.

Penghargaan ini akan memotivasinya melakukan riset tentang potensi pengobatan tradisional dan tanaman herbal Indonesia juga mempertahankan warisan budaya dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. “Saya merasa bersyukur karena UGM memperhatikan kesehatan masyarakat melalui kearifan budaya leluhur, khususnya minuman jamu dan obat-obatan herbal,” ujarnya di Kampus UGM, Jumat 27 Desember 2024.

Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (FK-KMK) UGM mengatakan Indonesia memiliki potensi tanaman herbal yang mampu menggantikan obat-obatan kimia belum banyak dikembangkan di tengah bahan baku obat kimia sejauh ini masih 90% impor. Hal ini menjadi salah satu keresahan Kertia dalam menekuni riset bidang obat-obatan tradisional. “Akademisi mestinya tidak terjajah oleh pemikiran dan standar barat. Tanaman obat jika diolah dengan baik maka akan menjadi obat yg sangat berkhasiat dan aman,” tutur dosen kelahiran Buleleng, Bali ini.

Masyarakat saat ini banyak mengalami gejala-gejala akibat pola makan tidak teratur dan junk food, seperti diabetes, kolesterol, asam urat, bahkan komplikasi stroke dan jantung yang bisa mengancam nyawa. Sayangnya, metode pengobatan tradisional terhadap penyakit tersebut sudah lama ditinggalkan karena pengobatan modern dinilai lebih efektif. “Banyak masyarakat yang mengalami stress dan penyakit jiwa akibat melupakan konsep hidup ‘nrimo ing pandum’, ‘urip iku urup’,” ujar Ketua Dewan Jamu Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Sebagai Ketua Tim Pengembangan Obat Bahan Alam RSUP. Dr. Sardjito FK-KMK UGM, Kertia selalu meneliti mengembangkan obat-obatan yang berbahan dasar herbal. Salah satu riset ia lakukan adalah pengobatan tradisional penyembuhan penyakit Osteoarthritis atau peradangan kronis di sendi.

Kertia membandingkan antara metode pengobatan modern menggunakan Piroxicam, sementara pengobatan tradisional menggunakan tanaman herbal seperti kunyit, jahe, dan bawang merah. Meski keduanya memiliki kandungan anti-inflamasi yang berfungsi untuk meredakan peradangan, ternyata dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan tanaman herbal mampu menghambat perkembangan osteoartritis dengan resiko yang lebih rendah. “Riset yang saya lakukan cukup banyak, misalnya riset temulawak, jahe, kunyit, kulit udang, kedelai, ciplukan, pegagan, obat pikun, serta penyusunan program Yogyakarta Sehat Lestari yang menjadi pedoman pengembangan kesehatan di DIY,” terangnya tentang pengobatan tradisional.

Selain obat-obatan herbal, Kertia juga menggabungkan metode penyembuhan tradisional lainnya seperti akupuntur, pijat tradisional, dan meditasi. Menurutnya metode penyembuhan tradisional juga diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun melalui kearifan lokal Nusantara ini patut dipelihara dan dikembangkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya