Eksperimen Mengerikan yang Pernah Dilakukan dalam Sejarah Manusia

Mayoritas korban eksperimen adalah tawanan perang dari Tiongkok, yang diperlakukan bukan sebagai manusia melainkan sebagai objek penelitian

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Jan 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2025, 03:00 WIB
Pembedahan
Ilustrasi pembedahan di rumah sakit. (Sumber AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Unit 731 menjadi salah satu bukti kelam sejarah kekejaman manusia terhadap sesamanya. Di bawah komando Angkatan Darat Kekaisaran Jepang, unit rahasia ini melakukan serangkaian eksperimen mengerikan terhadap manusia dengan dalih pengembangan senjata biologis dan kimia.

Didirikan pada tahun 1936 di Harbin oleh Jenderal Shiro Ishii, unit ini menjadi saksi bisu penderitaan ribuan tawanan perang yang dijadikan kelinci percobaan. Berkembang pesat dalam waktu singkat, Unit 731 tumbuh menjadi organisasi besar dengan 3.000 personel yang tersebar di lebih dari 150 fasilitas penelitian dan penahanan.

Mayoritas korban eksperimen adalah tawanan perang dari Tiongkok, yang diperlakukan bukan sebagai manusia melainkan sebagai objek penelitian. Fasilitas-fasilitas ini dirancang khusus untuk melakukan berbagai bentuk eksperimen yang melampaui batas-batas kemanusiaan.

Sepanjang periode Perang Dunia II dari tahun 1936 hingga 1945, Unit 731 menjalankan program penelitian yang brutal dan tidak manusiawi. Berbagai jenis eksperimen dilakukan tanpa mempertimbangkan rasa kemanusiaan dan etika medis, menjadikan unit ini salah satu contoh paling mengerikan dari penyalahgunaan ilmu pengetahuan untuk tujuan perang.

Tragedi ini menjadi noda hitam dalam sejarah peradaban manusia yang tak akan pernah terlupakan. Mengutip dari berbagai sumber, berikut empat bentuk eksperimen tergila yang pernah dilakukan:

1. Pembedahan Tanpa Bius

Unit 731 melakukan eksperimen pembedahan yang sangat kejam dengan cara membedah tubuh para tawanan dalam keadaan sadar tanpa menggunakan anestesi atau obat bius. Para dokter dan peneliti di unit tersebut secara sistematis melakukan pembedahan organ-organ vital seperti lambung, hati, dan bahkan otak untuk mempelajari efek dari berbagai penyakit menular yang mematikan.

Para korban yang tidak berdaya ini harus merasakan rasa sakit yang tak terbayangkan saat tubuh mereka dibedah hidup-hidup. Tujuan utama dari pembedahan tanpa bius ini adalah untuk mempelajari bagaimana penyakit-penyakit seperti pes, kolera, dan berbagai penyakit menular lainnya memengaruhi organ tubuh manusia secara langsung.

Para peneliti beranggapan bahwa penggunaan anestesi dapat mengintervensi hasil penelitian mereka, sehingga mereka memilih untuk melakukan pembedahan pada subjek yang masih sepenuhnya sadar. Metode ini memungkinkan mereka untuk mengamati reaksi langsung tubuh terhadap penyakit dan perubahan yang terjadi pada organ-organ vital.

Kekejaman ini semakin diperparah dengan fakta bahwa banyak korban yang tetap hidup selama proses pembedahan, merasakan setiap sayatan dan manipulasi organ tubuh mereka. Para peneliti bahkan sering melakukan multiple pembedahan pada korban yang sama, membiarkan mereka pulih sejenak sebelum melakukan pembedahan berikutnya.

Praktik tidak manusiawi ini mengakibatkan kematian yang sangat menyakitkan bagi para korban. Sementara para pelaku mencatat setiap detail perubahan organ dan efek penyakit dengan sikap yang sangat klinis dan tanpa empati.

 

Pengujian Pembekuan

2. Pengujian Pembekuan

Unit 731 melakukan eksperimen pembekuan yang brutal terhadap para tawanan untuk mempelajari efek kerusakan jaringan akibat suhu ekstrem. Mereka akan membekukan anggota tubuh korban hingga membeku sepenuhnya, kemudian mencairkannya kembali dengan berbagai metode untuk mengamati bagaimana jaringan tubuh bereaksi.

Proses ini dilakukan berulang kali pada korban yang sama, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa saat jaringan tubuh mengalami kerusakan akibat kristal es yang terbentuk. Eksperimen ini sering dilakukan di musim dingin yang ekstrem di Manchuria, di mana suhu bisa mencapai minus 40 derajat Celsius.

Para korban dipaksa memasukkan tangan atau kaki mereka ke dalam air es hingga membeku, atau dibiarkan di luar ruangan tanpa perlindungan hingga anggota tubuh mereka membeku secara alami. Setelah pembekuan, para peneliti mencoba berbagai metode pencairan, mulai dari air panas hingga api langsung, untuk melihat metode mana yang menghasilkan kerusakan paling parah.

Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mencari cara menangani hipotermia dan radang dingin yang dialami tentara Jepang yang bertugas di daerah bersalju. Akan tetapi, metode yang digunakan sangat tidak manusiawi, karena para korban harus merasakan rasa sakit yang luar biasa saat jaringan tubuh mereka hancur akibat pembentukan kristal es dan proses pencairan yang brutal.

3. Pengujian Senjata pada Manusia

Unit 731 melakukan eksperimen kejam dengan menguji berbagai jenis senjata langsung pada tubuh para tawanan yang masih hidup. Para korban diikat pada tiang atau ditahan di posisi tertentu, kemudian ditembak dengan berbagai jenis senjata api dari jarak dan sudut yang berbeda.

Mereka mencatat dengan detail bagaimana peluru menembus tubuh, kerusakan organ yang terjadi, dan waktu yang dibutuhkan hingga korban meninggal. Tidak hanya menggunakan senjata api, Unit 731 juga menguji efektivitas senjata tajam seperti pedang, pisau, dan bayonet.

Para peneliti menganalisis kedalaman luka, pola pendarahan, dan tingkat kematian yang dihasilkan dari setiap jenis senjata. Mereka bahkan melakukan perbandingan antara luka yang ditimbulkan pada korban yang masih hidup dengan yang sudah meninggal untuk mempelajari perbedaan reaksi jaringan tubuh.

 

Pengembangan Perang Biologis.

4. Pengembangan Perang Biologis

Unit 731 melakukan penelitian sistematis terhadap berbagai patogen mematikan, termasuk virus, bakteri, dan parasit untuk dijadikan senjata biologis. Para peneliti secara sengaja menginfeksi para tawanan dengan berbagai penyakit seperti pes, kolera, antraks, dan tifus untuk mempelajari perkembangan penyakit tersebut dalam tubuh manusia.

Korban-korban ini dijadikan media kultur hidup untuk mengembangbiakkan patogen-patogen mematikan. Salah satu eksperimen paling mengerikan adalah penyebaran bakteri pes di kota-kota Tiongkok.

Unit 731 menggunakan kutu yang terinfeksi bakteri pes, yang kemudian dijatuhkan dari pesawat udara ke berbagai kota. Mereka juga menggunakan metode lain seperti mencemari sumber air dan makanan dengan patogen.

Akibatnya, ribuan warga terinfeksi dan meninggal dalam wabah yang sengaja diciptakan ini. Eksperimen biologis ini tidak hanya terbatas pada penyebaran penyakit.

Para peneliti juga melakukan studi tentang ketahanan manusia terhadap berbagai patogen, dengan cara menginfeksi korban secara berulang atau mengkombinasikan beberapa jenis penyakit sekaligus. Mereka bahkan melakukan pembedahan pada korban yang terinfeksi untuk mempelajari bagaimana patogen menyebar dan merusak organ dalam tubuh.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya