Liputan6.com, Palembang - Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) memanfaatkan tanaman umbi garut, menjadi olahan makanan nikmat yang bernilai gizi tinggi.
Umbi garut sendiri tumbuh dengan mudah di lahan warga di Desa Ganesha Mukti Kecamatan Muara Sugihan Banyuasin Sumsel sejak lama.
Yesi Lisdawati, peneliti ICRAF Indonesia berkata, tanaman umbi biasanya diolah menjadi makanan alternatif, bisa direbus atau dibuat kripik. Dari ampas hingga saripati umbi garut bisa digunakan untuk berbagai olahan makanan.
Advertisement
“Selain direbus, umbi garut bisa diolah menjadi tepung dari ampasnya, biasanya digunakan untuk membuat kue. Sedangkan sari patinya bisa dibuat menjadi sagu, yang digunakan untuk membuat bubur sumsum,” ucapnya, Sabtu (25/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Pengolahan umbi garut sudah menjadi tradisi di masyarakat Desa Ganesha Mukti Banyuasin dan tumbuhnya pun merambat, sehingga banyak yang membudidayakan umbi garut tersebut.
Selain umbi garut, KWT Srikandi Banyuasin juga memproduksi olahan pangan lokal, seperti keripik singkok, pepaya, talas dan lainnya.
“Rasa umbi garut itu berbeda dari ubi-ubian lainnya. Dipercaya umbi garut bisa meredakan penyakit asam lambung,” ungkapnya.
Dari olahan tersebut, KWT Gahesha Mukti Banyuasin bisa mendapatkan pendapatan lebih, dengan memasarkan di berbagai event maupun pemesanan secara pribadi.
Dilansir dari laman Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertamnian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, ada berbagai nama yang disematkan pangan lokal ini.
Seperti lerut (Pekalongan), angkrik (Betawi), patat (Sunda), sagu (Ciamis dan Tasiklamalaya), tarigu (banten), sagu Belanda (Padang, Ambon dan Aceh) atau larut, pirut dan kirut (Jawa Timur).
Olahan Pangan Lokal
Tepung pati umbi garut biasanya dipakai sebagai alternatif pengganti tepung terigu, sebagai pembuatan bahan baku kue, mi, roti kering, bubur bayi, makanan diet pengganti nasi.
Peneliti ICRAF Indonesia Ariska Mufida berkata, umbi garut yang biasanya digunakan sebagai salah satu tradisi 7 bulanan di Pulau Jawa, juga menjadi pangan lokal alternatif bagi warga Banyuasin Sumsel.
“Kalau di Pulau Jawa dulu, biasanya dipakai untuk 7 bulanan. Tapi sekarang mungkin sulit ditemukan dan juga tradisi 7 bulanan pakai 7 jenis umbi-umbian juga jarang digelar. Jadi umbi garut agak jarang dikenal orang banyak,” katanya.
Advertisement