Liputan6.com, Bandung - Dunia Artificial Intelligence (AI) belakangan ini dibuat heboh dengan kehadiran aplikasi chatbot AI bernama DeepSeek. Aplikasi tersebut merupakan AI buatan China yang melejit ke puncak unduhan di platform Apple Store.
Melansir dari BBC sejak diluncurkannya pada tahun 2023 DeepSeek berhasil meraih peringkat atas sebagai aplikasi yang banyak diunduh di Amerika Serikat, Inggris, dan China. Bahkan berhasil menarik perhatian global setelah rilis model open-source terbarunya.
Baca Juga
Kemudian aplikasinya digadang-gadang mampu bersaing dengan teknologi raksasa seperti OpenAI dan Google dalam sejumlah aspek penting seperti penalaran matematis, efisiensi kode, hingga biaya operasional.
Advertisement
Aplikasinya disebut unggul melalui pendekatan inovatif dengan memperkenalkan cara baru dalam pengembangan AI yaitu tidak hanya efisien tetapi juga bisa diakses oleh semua kalangan.
Saat ini, aplikasinya cukup mendominasi dan bahkan membuat para investor terkejut karena mampu menenggelamkan beberapa saham teknologi lainnya. Sebagai informasi, DeepSeek dianggap menarik karena klaim perusahaannya yang dibangun dengan biaya lebih rendah.
Keunggulan lainnya adalah penggunaan chip canggih yang dikembangkan tanpa bergantung pada impor dari AS dan mampu untuk bekerja dengan daya komputasi lebih rendah sehingga hemat biaya.
Menurut beberapa pendapat, aplikasi ini dinilai mampu membawa perubahan besar dalam industri AI dan menjadi ancaman nyata untuk sejumlah perusahaan besar seperti misalnya OpenAI.
Lantas Apa Itu DeepSeek?
DeepSeek merupakan aplikasi chatbot gratis bertenaga AI yang memiliki tampilan hingga cara kerja mirip dengan ChatGPT. Pengguna bisa menanyakan pertanyaan, memberikan bantuan untuk memecahkan masalah, memberikan informasi umum, dan lain-lain.
Aplikasinya saat ini terpantau jadi aplikasi chatbot AI yang banyak diunduh sekitar 1,6 juta kali dan menjadi peringkat nomor satu di App Store di beberapa negara termasuk Australia, Kanda, China, Singapura, Amerika Serikat, dan Inggris.
DeepSeek disebut mengkombinasikan inovasi teknologi, efisiensi biaya, dan aksesibilitas lebih luas. Saat ini reputasi aplikasinya berhasil menarik perhatian di pasar domestik dan juga global.
Sejumlah orang menduga, DeepSeek berpotensi untuk mengubah lanskap industri kecerdasan buatan sekaligus pesaing serius untuk raksasa teknologi seperti OpenAI.
Advertisement
Asal Mula DeepSeek Berdiri
DeepSeek merupakan laboratorium penelitian dari perusahaan rintisan asal Hangzhou, China yang didirikan tahun 2023 oleh Liang Wenfeng melalui perusahaan berbasis kecerdasan buatan, High-Flyer.
Liang Wenfeng merupakan pria kelahiran 1985 dan lulusan dari Zhejiang University di bidang teknologi elektronik dan informasi. High-Flyer awalnya berdiri pada tahun 2015 dengan fokus pengembangan teknologi komputasi canggih untuk analisis data keuangan.
Kemudian Liang mengalihkan fokus perusahaannya untuk menciptakan DeepSeek dengan visi menghadirkan mode AI yang lebih inovatif. Adapun model perdananya diluncurkan pada 2023 diikuti dengan peluncuran DeepSeek R1 pada November 2024.
Model terbarunya dirancang untuk meniru cara berpikir manusia dan mendukung pengoperasian chatbot pada perangkat seluler. Aplikasinya jadi alternatif lebih terjangkau dibandingkan OpenAI dan telah meluncurkan situs antarmukanya pada awal tahun ini.
Buat Perusahaan AS Terpukul
Pencapaian DeepSeek saat ini berhasil meruntuhkan keyakinan bahwa anggaran yang lebih besar dan chip tingkat atas adalah satu-satunya cara untuk memajukan Artificial Intelligence (AI).
Kepala Analis AI di Counterpoint Research, Wei Sun menuturkan kehadiran DeepSeek merupakan bukti bahwa model AI mutakhir masih bisa dikembangkan meski dengan sumber daya yang terbatas.
āDeepSeek telah membuktikan bahwa model AI mutakhir dapat dikembangkan dengan sumber daya komputasi yang terbatas,ā ucapnya mengutip dari BBC.
Perusahaan Nvidia menjadi salah satu yang terkena dampak terburuk karena harga sahamnya anjlok 17% pada hari Senin (27/1/2025) lalu. Adapun sejak Selasa sahamnya pulih sekitar 4% pada tengah hari.
Diketahui turunnya saham tersebut dipicu oleh kecemasan investor terkait model kecerdasan buatan baru yang hemat biaya dari DeepSeek.
Advertisement