Â
Liputan6.com, Blora - Ironi tempat kelahiran sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer rendah literasi ternyata tidak sepenuhnya benar. Pasalnya di Blora, banyak juga penulis-penulis hebat berbakat yang terinspirasi dari kepenulisan seorang Pram. Hal itu setidaknya diutarakan pemerhati sejarah Blora Dalhar Muhammadun atau yang akrab disapa Kang Madun.
"Kalau sudah ngopi darat dan bisa ngobrol lebih obyektif, saya yakin penilaian semacam itu akan terjawab kebenarannya," kata Kang Madun, yang dipercaya jadi Koordinator Peringatan Festival Blora Se-Abad Pram, 6-8 Februari 2025 mendatang.
Advertisement
Kang Madun mengungkapkan bahwa soal rendahnya angka literasi, itu adalah fakta yang terjadi di banyak daerah di Indonesia dan tidak hanya terjadi di Blora.
"Justru momentum perayaan Se-Abad Pram ini kita gunakan untuk memantik minat literasi kita," ungkap salah satu anggota Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Kabupaten Blora itu.
Festival Blora Se-Abad Pram, menurutnya, akan menjadi momentum tepat untuk menunjukkan bahwa di Blora banyak juga generasi penulis-penulis hebat yang lahir setelah Pram, dan karya-karyanya akan dipamerkan di festival tersebut.
Ada sekitar 30 nama penulis yang karyanya akan dipamerkan. Sebagian besar di antaranya adalah dari kalangan anak-anak muda. Adapun 4 orang di antaranya masih duduk di bangku SMP dan SMA.
"Buku karya putra-putra Blora tersebut akan kita pamerkan beberapa hari ke depan," kata Kang Madun.
Sebelumnya, penulis buku Tanah Berdarah di Bumi Merdeka ini menyampaikan list nama-nama penulis Blora yang bukunya sudah terbit.
"Rencana dibikin stand khusus dalam rangka Se-Abad Pram," jelasnya.
Berikut nama-nama penulis Blora yang karyanya akan dipamerkan di Festival Blora Se-Abad Pramoedya Ananta Toer, antara lain Ning Vero, Dalhar Muhammadun, Prof Ashadi Cepu, Lila istrinya Imam Alba, Purbo Kunduran, Agil PMII, nnaknya Kusno, Agus Prastianto, Dian Puledagel, dan Ellodya Cepu,
Selain itu, Didik Lukardono, Al Kenthiry, M Soffa Ihsan, Soesilo Toer, Totok punggur, Dwi (kumpulan cerpen), Budi PKS, Ahmad Adirin (Wartawan), Haris Suhud (Jalan Tikus), Yusron Nurfathoni, Sri Purnamawati (istrinya Yuyun), Kunarto Marzuki, KUD, Kades Doplang (kumpulan cerpen), Teguh Affandi (editor Gramedia, kumcer), dan Narko Wirahasta Cepu.