Bulog Banyuwangi Targetkan Serap 53.000 Ton Gabah dari Petani

Bulog Banyuwangi menargetkan menyerap gabah dan beras dari petani mencapai 53.000 ton. Sesuai HPP (Harga Pembelian Pemerintah) tahun ini, gabah kering panen (GKP) Rp6.500 per kilogram. Sedangkan HPP beras di gudang Bulog Rp12.000 per kilogram.

oleh Hermawan Arifianto Diperbarui 23 Feb 2025, 23:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2025, 23:00 WIB
Kepala Bulog Banyuwangi Dwina Puspitasari (Kerudung merah) menegcek ketersedian beras di sejumlah agen Bulog di Banyuwangi
Kepala Bulog Banyuwangi Dwina Puspitasari (Kerudung merah) menegcek ketersedian beras di sejumlah agen Bulog di Banyuwangi... Selengkapnya

Liputan6.com, Banyuwangi - Bulog Banyuwangi menargetkan menyerap gabah dan beras dari petani mencapai 53.000 ton. Sesuai HPP (Harga Pembelian Pemerintah) tahun ini, gabah kering panen (GKP) Rp 6.500 per kilogram. Sedangkan HPP beras di gudang Bulog Rp 12.000 per kilogram.

Kepala Bulog Cabang Banyuwangi Dwina Puspitasari mengatakan, pemerintah telah menginstruksikan Bulog untuk segera menyerap gabah setara beras sebanyak 3 juta ton. Ini guna mewujudkan swasembada pangan. “Untuk Bulog Banyuwangi, serapan gabah dan beras tahun ini ditarget sebanyak 53.000 ton,” kata Dwina Puspitasari, Kamis (20/2/2025).

Dwina menjelaskan HPP Rp 6.500 per kilogram yaitu gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen. “Tahun ini ada info mengembirakan dan menarik bagi petani, Harga Pembelian Pemerintah atau HPPn-ya sekarang Rp 6.500," jelasnya.

Menurutnya, gabah yang sudah dipotong atau didoser, dikarungi di pinggir jalan, dibeli dengan HPP baru ini. “Harapan kami, produksi padi tahun ini di Banyuwangi meningkat secara kuantitas, kualitas, serta lebih baik. Sehingga, Bulog dapat memaksimalkan penyerapan dari hasil petani,” ujarnya.

Untuk pembelian beras petani, kata Dwina, Bulog menerapkan standar spesifikasi yang dapat diterima atau dibeli, yakni mempunyai derajat sosoh minimal 95 persen, kadar air maksimal 14 persen, butiran patah (broken) maksimal 20 persen dan butir menir 2 persen. “Beras masuk ke Bulog harus memenuhi kualitas yang telah ditentukan,” tegasnya.

Sementara, lanjut Dwina, saat ini ada stok beras sebanyak 62.000 ton untuk memenuhi kebutuhan pangan wilayah Banyuwangi dan NTT. “Untuk stok beras Banyuwangi mencukupi bahkan untuk kebutuhan bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir,’’ pungkasnya.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya