Liputan6.com, Malang - Kepolisian Kota Malang menangkap 3 pelaku kekerasan seksual anak dalam kasus berbeda. Biadabnya, pelaku merupakan orang terdekat yang seharusnya melindungi korban.Â
Korban kekerasan seksual anak itu dua di antaranya adalah anak kandung pelaku sendiri. Seorang korban lagi masih tetangga rumah pelaku. Seluruh korban kini didampingi tim psikososial untuk pemulihan trauma.
Advertisement
Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Muhammad Sholeh, mengatakan ketiga pelaku ditangkap dari tiga kasus berbeda. Laporan masuk ke kepolisian dalam dua minggu terakhir ini.
Advertisement
"Ketiga pelaku kami tangkap hampir bersamaan di tempat berbeda dalam dua minggu ini," kata Sholeh, Senin, 24 Februari 2025.
Para predator anak itu yakni BM, W keduanya warga Kecamatan Kedungkandang. Masing-masing pelaku menyetubuhi anak kandungnya. Seorang pelaku lagi yakni NR, warga Kecamatan Sukun yang mencabuli anak tetangganya.
"Ketiga pelaku mengaku khilaf. Mereka memanfaatkan ketidakberdayaan anak, " ucap Sholeh.Â
BM menyetubuhi anak kandungnya sendiri yang sekarang berusia 14 tahun. Diduga kekerasan seksual itu telah dilakukan 1-2 tahun terakhir. Aksi itu dilakukan di rumah sendiri dengan modus membujuk anaknya agar tidur satu kamar.
"Rumah sepi karena istrinya bekerja di luar negeri sebagai pekerja migran," tutur Sholeh.
Pelaku kedua yaitu W, korbannya anak kandungnya disetubuhi sejak 2017 silam saat masih berusia sekitar 13 tahun. Aksinya baru terbongkar pada akhir tahun lalu. Ibu korban juga tidak di rumah karena bekerja sebagai pekerja migran.Â
"Modusnya sama, merayu anaknya untuk tidur satu kamar," katanya.
Pelaku ketiga NR, mencabuli bocah perempuan berusia 10 tahun tetangganya sendiri. Dilakukan saat tersangka bekerja membetulkan jaringan listrik di rumah korban atas permintaan orangtua korban.
"Suasana rumah sepi, ibu korban sedang belanja ke pasar," ujar Sholeh. Â
Dia mengatakan, kasus kekerasan seksual anak itu terungkap setelah korban melapor ke orang terdekatnya. Ada yang bercerita ke bibi dan saudara lainnya bahwa telah mendapat perlakuan cabul dari bapaknya lalu diteruskan lapor ke Polresta Malang Kota.
Â
Pemulihan Mental Korban
Kompol Sholeh mengatakan, usai menerima laporan itu kepolisian bekerjasama dengan Dinas Sosial untuk memeriksa korban. Pemeriksaan terhadap korban melibatkan tim pendamping anak.
"Jadi butuh waktu sampai anak itu benar-benar bisa bercerita secara utuh ke pendamping," ujar dia.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Malang, Donny Sandito, mengatakan tim pendamping anak sedang melakukan asesmen untuk memulihkan kondisi psikis para korban.Â
"Pendampingan dilakukan di rumah agar anak tetap nyaman," ujar dia.
Peristiwa itu, kata dia, menegaskan bahwa ancaman kekerasan terhadap anak bisa datang dari orang terdekat. Masyarakat tak perku ragu melapor bila ada kejadian itu. Sebab ada jaminan proses hukum dan perlindungan terhadap identitas korban.
"Kami semua berkomitmen menekan kasus kekerasan terhadap anak," ujar dia.
Dinas Sosial Kota Malang mencatat sepanjang 2024 ada lebih dari 80 kasus kekerasan terhadap anak. Pada Januari-Februari 2025 ada 27 kasus. Dari angka kasus itu, 40 persen di antaranya berupa kekerasan seksual.
Advertisement
