Liputan6.com, Banyuwangi - Siapa sangka, tumpukan sampah yang kerap dianggap musuh lingkungan kini justru menjadi berkah bagi warga Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi. Berkat inovasi dari Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember), limbah plastik yang dulunya mencemari lingkungan kini disulap menjadi paving blok yang kokoh dan bernilai ekonomis.
Para mahasiswa ini menghadirkan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan sampah sekaligus meningkatkan kualitas infrastruktur desa. Sampah plastik dan limbah anorganik lainnya diolah menjadi paving blok yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga kuat dan tahan lama.
Koordinator Desa Kelompok 12 KKN Unmuh Jember, Fikhih Wahyu Islany, menjelaskan bahwa proses pembuatan paving blok ini dirancang agar mudah diterapkan oleh masyarakat setempat. "Kami ingin memberikan solusi yang berkelanjutan. Program ini tidak hanya berhenti saat KKN usai, tetapi bisa diteruskan oleh warga sebagai peluang usaha baru," ujarnya Selasa (25/2/2025).
Advertisement
Tak hanya menyelesaikan persoalan lingkungan, inovasi ini juga membuka pintu baru bagi perekonomian warga. Proses produksi paving blok yang sederhana dan murah memungkinkan kelompok-kelompok masyarakat, termasuk UMKM lokal, untuk mengelolanya secara mandiri. Produk paving ini dapat dimanfaatkan untuk pembangunan jalan setapak desa atau dijual sebagai sumber penghasilan tambahan.
Sekretaris Desa Temuguruh, Eko Irawan, mengatakan, apa yang dilakukan adik-adik mahasiswa telah memberikan dampak nyata. Mereka membuktikan bahwa generasi muda adalah agen perubahan. “Kami berharap program ini terus berlanjut dan menginspirasi desa-desa lain," tuturnya.
Pembuatan paving blok dari limbah plastik ternyata tidak serumit yang dibayangkan. Proses ini dimulai dengan pengumpulan sampah plastik yang kemudian dibersihkan dan dipotong kecil-kecil agar mudah dilelehkan. Setelah itu, panci dipanaskan dengan oli seukuran cup air gelasan, diikuti dengan memasukkan plastik secara bertahap. Jika campuran dirasa kurang cair, oli dapat ditambahkan. Setelah plastik meleleh menjadi bubur, pasir sebanyak 2,5 cetok dicampurkan hingga merata.
Campuran tersebut kemudian dituangkan ke dalam cetakan paving, ditekan dengan mesin pres agar padat, dan direndam dalam air hingga mengeras. "Dengan mengubah sampah menjadi produk bernilai guna, harapannya mahasiswa KKN ini tidak hanya menghadirkan solusi praktis, tetapi juga menginspirasi warga untuk melihat potensi di sekitar mereka," tutur Fikhih
Ketua Program Kerja Banyuwangi Hijau, Putri Juliana Sorindawati Imelda, mengungkapkan bahwa program mengubah sampah menjadi paving merupakan salah satu bagian dari visi besar kelompoknya untuk mewujudkan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan. "Untuk rencana ke depan, kami akan mencoba mengolah minyak jelantah menjadi produk aromaterapi," ungkap Putri Juliana.
Program ini membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat kolaborasi, tantangan lingkungan dapat diubah menjadi peluang yang menjanjikan.