Liputan6.com, Kutai Barat - Benangin Kilau Festival pertama di Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara sukses digelar untuk pertama kalinya. Acara ini menjadi wadah untuk mengangkat potensi lokal sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.
Community Development Head PT Bharinto Ekatama, Kristinawati menjelaskan, festival ini mengusung beragam kegiatan, mulai dari pengobatan gratis, sosialisasi keselamatan, hingga peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2025.
“Festival ini mencakup pengobatan gratis, safety performance, dan safety expo. Tim emergency response kami mendemonstrasikan cara memadamkan api ringan dengan APAR dan secara manual menggunakan kain basah. Ada juga sosialisasi masyarakat peduli api dari tim safety dan rescue,” ungkap Kristinawati dalam wawancara.
Advertisement
Ia menambahkan, momen ini dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat tentang pemilahan sampah dan potensi ekonomi dari sampah melalui pembukaan bank sampah.
Advertisement
Baca Juga
Kegiatan diawali dengan jalan santai dengan peserta, yang dibagi dalam beberapa kelompok, mengumpulkan sampah di sepanjang rute. Sampah tersebut kemudian ditimbang di stan bank sampah dan ditukar dengan uang.
“Ini bentuk sosialisasi bahwa sampah punya nilai. Kami ingin menginspirasi masyarakat untuk membangun bank sampah di desa masing-masing,” jelas Kristinawati.
Harga sampah bervariasi sesuai jenisnya, menjadi langkah awal untuk program berkelanjutan PT Bharinto Ekatama di wilayah tersebut.
Selain itu, festival menghadirkan pemeriksaan kesehatan gratis dengan resep dokter, pelatihan barbershop, dan pameran produk UMKM binaan binaan perusahaan ini. Sebanyak hampir 20 UMKM turut berpartisipasi, menampilkan produk seperti jasa barbershop, jahit, kerajinan rotan, kosmetik alami, jamu tradisional, hingga makanan ringan.
“Peserta mendapat kupon makan dan minum senilai Rp35 ribu dan Rp15 ribu, yang bisa digunakan di stand UMKM. Kami siapkan 500 gelang peserta dan 2000 kupon, tapi antusiasme masyarakat melebihi ekspektasi hingga mencapai 600-700 orang,” tambahnya.
Acara semakin meriah dengan pembagian doorprize. Lebih dari sekadar hiburan, Benangin Kilau Festival bertujuan menggali potensi lokal.
“Kami ingin membuka kesadaran masyarakat bahwa mereka punya potensi. Selama ini mungkin mereka merasa tak tahu harus berbuat apa, tapi dengan wadah ini, mereka bisa berkontribusi,” katanya.
PT Bharinto Ekatama juga berkomitmen membantu memasarkan produk UMKM binaan, sekaligus mengangkat nama Benangin—yang merujuk pada empat desa di Teweh Timur—agar dikenal luas, bahkan hingga ke luar Kalimantan Tengah.
“Benangin punya potensi besar, seperti pertanian jagung, palawija, dan kerajinan rotan. Filosofi festival ini adalah membuat Benangin bersinar melalui potensi yang ada,” tuturnya.
Meski baru pertama kali digelar dan belum mengundang secara resmi pejabat kabupaten, antusiasme masyarakat melampaui ekspektasi.
“Kami awalnya khawatir, tapi ternyata responnya luar biasa. Ini jadi langkah awal yang menjanjikan,” pungkas Kristinawati.