24 Maret 1946: Sejarah Peristiwa Bandung Lautan Api

Saat itu, pihak Sekutu mengeluarkan perintah agar rakyat meletakkan senjata dan mengosongkan wilayah Bandung. Rakyat yang tidak takut pun justru menyerang pos-pos Sekutu di sekitar Bandung.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 24 Mar 2025, 14:12 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 14:12 WIB
penyebab bandung lautan api
penyebab bandung lautan api ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Peristiwa bersejarah Bandung Lautan Api terjadi pada 24 Maret 1946. Peristiwa ini memberikan pengaruh penting dalam perjalanan sejarah Indonesia di masa setelah kemerdekaan.

Masyarakat Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan di masa pasca kemerdekaan. Saat itu, kolonial masih berusaha untuk mengambil alih kendali atas wilayah Indonesia, termasuk di Bandung.

Mengutip dari laman Pemkot Bandung, Bandung Lautan Api merupakan peristiwa sejarah saat rakyat Bandung sengaja membakar bagian selatan kota sebelum akhirnya ditinggalkan. Peristiwa ini dipicu oleh tindakan Sekutu yang berusaha menguasai Kota Bandung.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, pertempuran masih terjadi di sejumlah daerah. Pasukan Sekutu/AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) masih datang ke berbagai wilayah Indonesia.

Saat itu, pihak Sekutu mengeluarkan perintah agar rakyat meletakkan senjata dan mengosongkan wilayah Bandung. Rakyat yang tidak takut pun justru menyerang pos-pos Sekutu di sekitar Bandung.

Pada Maret 1946, Bandung terbagi menjadi dua. Bagian utara dikuasai tentara Sekutu, sementara bagian selatan dikuasai Tentara Republik Indonesia (TRI).

Setelah beberapa peringatan sebelumnya tidak pernah digubris, ultimatum kembali dilontarkan oleh Panglima Tertinggi AFNEI di Jakarta, Letnan jenderal Montagu Stopford. Pada 22 Maret 1946, ultimatum tersebutlah yang akhirnya memicu lahirnya peristiwa Bandung Lautan Api sebagai bentuk perlawanan rakyat.

Perdana Menteri RI, Sutan Sjahrir, mengumumkan agar militer Indonesia segera meninggalkan Bandung selatan sampai radius 11 kilometer dari pusat kota. Sehari setelahnya, Sekutu kembali mengumumkan hanya pemerintah, polisi, dan penduduk sipil yang diperbolehkan tinggal. Peringatan tersebut harus dipenuhi paling lambat pada tengah malam 24 Maret 1946.

Tuntutan itu disetujui Pemerintah RI di Jakarta. Di sisi lain, markas besar di Yogyakarta memerintahkan TRI untuk mempertahankan setiap jengkal tanah Bandung.

TRI dan masyarakat Bandung patuh untuk mundur ke selatan, tetapi sambil membumihanguskan Kota. Hal ini dilakukan agar pihak musuh tidak dapat memanfaatkan kota mereka

 

Promosi 1

Mayor Rukana

Peristiwa Bandung Lautan Api dipimpin oleh Mayor Rukana, komandan polisi militer di Bandung. Ia berperan sebagai pemimpin sekaligus pencetus ide pembakaran Kota Bandung.

Gagasan ini disampaikan dalam pertemuan pada 23 Maret 1946. Mayor Rukana yang tidak terima jika Kota Bandung dikuasai oleh Sekutu mengusulkan agar Kota Bandung diubah menjadi lautan api dengan ledakan dinamit. Lautan api itu diusulkan hingga menutup terowongan Kali Citarum di perbatasan barat.

Cara ini merupakan upaya terakhir agar Kota Bandung tidak dimanfaatkan sebagai pangkalan militer oleh Sekutu. Komandan Divisi III TRI, Kolonel AH Nasution, kemudian menyampaikan hasil musyawarah dan memerintahkan masyarakat Bandung mengungsi ke selatan.

Tokoh lain yang juga terlibat dalam peristiwa ini adalah Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan. Keduanya adalah anggota TRI yang melakukan pengeboman gudang amunisi milik Sekutu.

Pada 24 Maret 1946, TRI dan masyarakat mulai mengosongkan bagian selatan Kota Bandung dan mengungsi ke selatan kota sejauh 11 kilometer. Gelombang pengungsian semakin membesar setelah matahari tenggelam.

Sebenarnya, rencana pembakaran total ini direncanakan pada 24 Maret 1945 pukul 24.00, ketika evakuasi warga selesai. Namun rencana ini tidak berjalan mulus karena pada pukul 20.00, dinamit pertama meledak di Gedung Inside Restaurant di utara alun-alun (sekarang BRI Tower).

Sebenarnya, beberapa aksi bumi hangus telah dilakukan sejak malam sebelumnya. Dalam waktu singkat, rumah-rumah dan gedung-gedung di Kota Bandung sudah ditelan lautan api.

Bersamaan dengan itu, TRI melakukan serangan ke wilayah utara sebagai 'upacara' pengunduran diri dari Kota Bandung. Aksi tersebut diiringi kobaran api sepanjang 12 kilometer dari timur ke barat Bandung.

Peristiwa ini membuat Bandung membara bak lautan api dengan langit yang memerah. Peristiwa 24 Maret 1956 ini kemudian dikenal dengan Bandung Lautan Api.

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya