Liputan6.com, Yogyakarta - Kangkung, sayuran hijau yang sangat populer di Indonesia, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kuliner sehari-hari masyarakat. Sayuran ini mudah ditemui di berbagai tempat, mulai dari warung makan sederhana hingga restoran mewah.
Akan tetapi, di Amerika Serikat kangkung justru dianggap sebagai tanaman yang berbahaya dan dilarang untuk dibudidayakan serta diperjualbelikan secara bebas. Perbedaan perlakuan terhadap kangkung ini menarik untuk ditelusuri lebih jauh, terutama terkait alasan di balik larangan tersebut dan bagaimana kangkung bisa menjadi begitu familier di Indonesia.
Mengutip dari berbagai sumber, kangkung di Indonesia dikenal sebagai sayuran yang mudah diolah. Sayuran ini sering dijadikan bahan utama dalam berbagai hidangan, seperti tumis kangkung, plecing kangkung, atau bahkan sebagai pelengkap dalam mi goreng dan nasi goreng.
Advertisement
Baca Juga
Kangkung juga mudah tumbuh di iklim tropis Indonesia, sehingga harganya relatif terjangkau dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Popularitas kangkung tidak hanya terbatas pada rasanya yang lezat, tetapi juga karena kandungan nutrisinya yang baik untuk kesehatan, seperti vitamin A, vitamin C, dan zat besi.
Berbeda dengan Indonesia, di Amerika Serikat, kangkung justru dianggap sebagai gulma berbahaya. Kangkung, yang dalam bahasa Inggris disebut water spinach, memiliki kemampuan tumbuh yang sangat cepat dan dapat menyebar dengan mudah.
Hal ini membuatnya dianggap sebagai ancaman bagi ekosistem, terutama di daerah perairan. Di sana, kangkung dianggap sebagai gulma berbahaya, dan beberapa negara bagian melarang penanaman serta penjualannya.
Di negara bagian yang mengizinkan budidaya kangkung, petani harus mendapatkan izin khusus dan mematuhi aturan ketat. Seperti halnya menanam kangkung di dalam rumah kaca dan memastikan tunasnya tidak menyebar ke alam liar.
Salah satu alasan utama larangan kangkung di Amerika Serikat adalah potensinya untuk merusak ekosistem perairan. Kangkung dapat tumbuh dengan cepat di permukaan air, menghalangi sinar matahari, dan mengurangi kadar oksigen yang dibutuhkan oleh organisme air lainnya.
Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan merugikan industri perikanan. Selain itu, kangkung juga dianggap dapat menyumbat saluran air, yang dapat menimbulkan banjir atau masalah drainase.
Aturan ketat terhadap kangkung di Amerika Serikat bahkan melarang pengangkutan sayuran ini antarnegara bagian tanpa izin khusus. Larangan ini memunculkan pasar gelap kangkung, di mana sayuran ini diperjualbelikan secara ilegal.
Di Florida, misalnya, kangkung hanya boleh ditanam di dalam rumah kaca dan harus dipanen sebelum tunasnya menyebar. Sementara itu, di Georgia, budidaya kangkung sempat dilarang, tetapi kini sedang dipertimbangkan untuk dilegalkan dengan syarat-syarat tertentu.
Di Indonesia, kangkung justru menjadi salah satu sayuran yang paling mudah ditemui dan dikonsumsi. Kemampuannya untuk tumbuh subur di iklim tropis membuatnya menjadi pilihan yang ekonomis.
Penulis: Ade Yofi Faidzun