Upacara Mangirdak, Tradisi Khas Medan Menyambut Usia Tujuh Bulan Kehamilan

Prosesi mangirdak biasanya dimulai dengan berkumpulnya keluarga besar yang menggelar upacara, baik dari pihak suami maupun istri

Liputan6.com, Jakarta - Mangirdak adalah salah satu tradisi adat yang berasal dari Medan, Sumatera Utara dan menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Batak. Khususnya dalam memperingati masa kehamilan seorang wanita yang telah memasuki usia tujuh bulan.

Tradisi ini sarat dengan makna simbolis dan nilai-nilai kekeluargaan yang tinggi. Upacara Mangirdak bukan sekadar seremoni, tetapi juga cerminan dari penghormatan terhadap kehidupan yang sedang tumbuh dalam kandungan dan doa-doa keselamatan yang dipanjatkan untuk ibu dan calon bayi.

Dalam budaya Batak, masa tujuh bulan kehamilan dianggap sebagai titik penting, karena pada masa ini janin sudah dianggap cukup kuat dan siap untuk menyambut dunia. Maka dari itu, mangirdak dilaksanakan dengan penuh rasa syukur, harapan, dan doa agar proses persalinan kelak berjalan lancar serta bayi yang dilahirkan sehat dan membawa kebahagiaan bagi keluarga besar.

Prosesi mangirdak biasanya dimulai dengan berkumpulnya keluarga besar, baik dari pihak suami maupun istri. Acara ini diselenggarakan dengan sangat meriah, penuh dengan musik tradisional, makanan khas Batak, dan berbagai simbol adat yang menyertainya.

Inti dari tradisi ini adalah penyiraman air suci atau air bunga ke tubuh sang ibu hamil. Penyiraman dilakukan oleh orang-orang yang dianggap dituakan atau dihormati dalam keluarga, seperti orang tua, mertua, atau dukun beranak yang berpengalaman.

Air yang digunakan bukan air biasa, melainkan air yang telah dicampur dengan berbagai bunga dan ramuan wangi, yang dipercaya dapat membersihkan aura negatif dan memberikan ketenangan bagi ibu hamil.

Ritual ini dilakukan dengan penuh kelembutan dan doa-doa yang mengiringi setiap tetes air yang mengalir, sebagai simbol harapan akan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan. Selain itu, dalam prosesi ini juga sering dilakukan penyematan kain adat kepada ibu hamil sebagai bentuk perlindungan dan restu dari leluhur.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Proses Kehidupan

Tidak hanya menjadi momen spiritual dan budaya, mangirdak juga berfungsi sebagai ajang mempererat hubungan antaranggota keluarga dan masyarakat sekitar. Dalam tradisi ini, nilai gotong royong dan kebersamaan sangat dijunjung tinggi.

Para tetangga dan kerabat datang membawa beragam hadiah, makanan, atau sekadar bantuan tenaga untuk menyiapkan acara. Mereka berkumpul, berbagi cerita, dan saling mendoakan, menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat dan akrab.

Di tengah era modern yang serba individualistik, tradisi seperti mangirdak menjadi pengingat akan pentingnya menjaga hubungan sosial dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.

Tradisi ini juga menjadi media pembelajaran bagi generasi muda untuk memahami akar budaya mereka dan menghormati proses kehidupan yang begitu sakral seperti kehamilan dan kelahiran.

Penulis: Belvana Fasya Saad