Sukses

Malut Dorong Limbah Kelapa Menjadi Energi Terbarukan Masa Depan

Ini adalah arah pembangunan ekonomi Maluku Utara yang kami dorong, berbasis potensi daerah, berkelanjutan, dan inklusif.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Maluku Utara mendorong upaya hilirisasi kelapa yang dikembangkan Dewacoco, perusahaan manufaktur produk turunan kelapa dalam negeri, yang sukses mengubah limbah kelapa menjadi energi terbarukan berbasis biomassa.

“Ini adalah arah pembangunan ekonomi Maluku Utara yang kami dorong, berbasis potensi daerah, berkelanjutan, dan inklusif,” ujar Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, dalam kunjungannya di pabrik Dewacoco di Halmahera Barat, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, hilirisasi kelapa menjadi energi terbarukan memberi contoh bagaimana komoditas lokal, mampu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat, sekaligus menciptakan solusi energi berbasis biomassa yang ramah lingkungan.

“Dewacoco tampil sebagai pionir dalam pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan bakar biomassa untuk mendukung operasional pabrik secara mandiri,” kata dia.

Melalui teknologi gasifikasi, sabut kelapa diolah menjadi briket tanpa asap, lalu dikonversi menjadi energi panas dan listrik.

“Sabut kelapa dibakar dalam sistem tertutup yang mengubahnya menjadi syngas atau gas sintetis, menciptakan sumber energi yang bersih dan efisien,” kata dia.

Inisiatif ini tidak hanya menekan biaya operasional dan mengurangi emisi karbon ujar dia, namun mampu mengatasi persoalan lingkungan yang selama ini dihadapi kawasan ini.

“Selama ini  sabut kelapa kerap dibakar terbuka dan mencemari udara,” kata dia. 

Tidak hanya itu, proses gasifikasi mampu menghasilkan biochar, yaitu residu pembakaran yang memiliki nilai tambah untuk merehabilitasi tanah sehingga mampu mendukung meningkatkan kesuburan tanah.

“Biochar tersebut nantinya akan dikembalikan ke petani sebagai bentuk kontribusi terhadap pertanian berkelanjutan dan ekonomi sirkuler,” ujar dia bangga.

Untuk mendukung mereka, Pemerintah Maluku Utara siap memfasilitasi kolaborasi antara pelaku industri dan petani lokal guna memastikan manfaat ekonomi dapat dirasakan secara merata.

“Melalui pendekatan terintegrasi ini, Dewacoco membuktikan bahwa investasi industri kelapa tak hanya menjawab permintaan pasar ekspor, tetapi juga menjadi penggerak kemandirian energi dan pembangunan berkelanjutan di Maluku Utara,” ujar dia.

Seperti diketahui, Dewacoco Indonesia adalah perusahaan manufaktur produk turunan kelapa berbasis ekspor yang berkomitmen pada praktik keberlanjutan dan ekonomi sirkular.

Beroperasi di Halmahera Barat, Maluku Utara, Dewacoco memproduksi Desiccated Coconut, Coconut Charcoal Briquettes, Virgin Coconut Oil, Coconut Paring Oil, dan produk turunan kelapa lainnya.

Selain menambah nilai pada kelapa lokal, Dewacoco memberdayakan masyarakat sekitar melalui penyerapan tenaga kerja lokal, kemitraan dengan petani, dan pemanfaatan sabut kelapa sebagai sumber energi terbarukan untuk operasional pabrik.