Efek Jokowi Beri Tenaga ke Rupiah dan Bursa Saham

Pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memberikan tenaga ke pasar keuangan.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Mar 2014, 20:39 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2014, 20:39 WIB
Penutupan IHSG 14 Maret 2014
(Foto: RTI)

Liputan6.com, Jakarta - Pencalonan Joko Widodo (Jokowi), Gubernur DKI Jakarta sebagai calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memberikan tenaga ke bursa saham dan rupiah.

 

Penutupan perdagangan saham, Jumat (14/3/2014), IHSG melesat 152,47 poin menjadi 4.878,64 atau naik 3,23%. Indeks saham LQ45 naik 4,56% ke level 830,66. IHSG berada di level 4.878,64 ini merupakan level tertinggi sepanjang 2014. Investor asing juga kembali masuk dengan aksi beli bersih sekitar Rp 1,9 triliun. Sepanjang 2014, dana asing yang kembali masuk ke pasar modal mencapai Rp 19 triliun.

 

Padahal laju IHSG berada di zona merah pada awal perdagangan saham hari ini. IHSG dibuka melemah ke level 4.693,81. Pelemahan IHSG ini seiring sentimen negatif dari bursa saham regional karena data ekonomi China melemah dan krisis Ukraina kembali memanas.

 

Akan tetapi, menjelang penutupan dan adanya pengumuman pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden membuat IHSG melesat tajam. IHSG berada di level tertinggi 4.878,64 dan terendah 4.676,23.

 

Direktur PT Evergreen Capital, Rudy Utomo mengatakan, euforia pencalonan Joko Widodo oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memberikan sinyal positif kepada investor. Pencalonan Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta ini dinilai berbeda dengan pencalonan presiden lainnya karena dampaknya begitu kuat ke pasar keuangan.

"Ini satu fenomena baru pencalonan saja IHSG sudah naik. Euforia Jokowi memberikan harapan kepada pelaku pasar," kata Rudy, saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (14/3/2014).

 

Tak hanya IHSG saja bergerak menguat, berdasarkan data RTI, rupiah pun mampu menguat 114 poin ke level 11.310 per dolar Amerika Serikat pada pukul 18.31 WIB. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah melemah ke level 11.421 terhadap dolar Amerika Serikat pada Jumat pekan ini dari posisi kemarin 11.387.

 

Hal senada dikatakan Analis Valas Bank Mandiri, Renny Eka Putri. Menurut Renny, pelaku pasar mengapresiasi pencalonan Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta sebagai Presiden Republik Indonesia (RI).

 

Selain itu, sentimen domestik lainnya seperti suku bunga acuan/BI Rate stabil di 7,5% dan cadangan devisa mencapai US$ 102 miliar pada Februari juga memberikan keyakinan pelaku pasar.

 

Renny mengatakan, sentimen eksternal juga mempengaruhi pergerakan dolar yang cenderung melemah terhadap mata uang utama lainnya dan negara berkembang termasuk rupiah.

 

"Penguatan rupiah ini bukan hanya teknikal saja. Tidak ada data ekonomi positif dari Amerika Serikat membuat dolar Amerika Serikat melemah terhadap euro dan mata uang berkembang lainnya," kata Renny.

 

Renny memproyeksikan, rupiah akan terus melanjutkan penguatan pada pekan depan. Apalagi rilis data ekonomi minim dikeluarkan sehingga diharapkan dapat menopang rupiah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya