Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 4,72 triliun sepanjang kuartal I 2014. Laba ini naik tipis 9,6% dari perolehan periode sama tahun sebelumnya Rp 4,31 triliun.
Kenaikan laba ini diikuti kenaikan pendapatan sebesar 6,73% menjadi Rp 49,82 triliun pada kuartal I 2014. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 40,42 triliun sepanjang kuartal I 2014. Sehingga laba bruto naik 15,90% menjadi Rp 9,39 triliun pada kuartal I 2014.
Mengutip dari keterangan yang diterbitkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/4/2014), perseroan mengalami kenaikan sejumlah beban antara lain beban penjualan naik menjadi Rp 2,12 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2014. Lalu beban umum naik menjadi Rp 2,39 triliun pada kuartal I 2014.
Advertisement
Selain itu, perseroan mengalami rugi kurs menjadi Rp 177 miliar pada kuartal I 2014 dari untung Rp 34 miliar pada kuartal I 2013. Adapun penghasilan bunga perseroan naik menjadi Rp 322 miliar pada kuartal I 2014. Dengan melihat kinerja itu, laba per saham dasar dan dilusi naik 10% menjadi Rp 117 pada kuartal I 2014.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 109,28 triliun pada 31 Maret 2014 dari 31 Desember 2013 sebesar Rp 107,80 triliun. Ekuitas naik menjadi Rp 113,10 triliun pada 31 Maret 2014. Perseroan mengantongi kas sekitar Rp 18,57 triliun pada 31 Maret 2014.
Kegiatan grup Astra fokus kepada enam lini bisnis inti antara lain divisi otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribinis, infrastruktur dan logistik serta teknologi informasi.
Sepanjang kuartal I 2014, laba bersih divisi otomotif turun sebesar 5% menjadi Rp 2 triliun. Perseroan menyatakan, meski permintaan otomotif masih baik tetapi terjadi perang diskon pada pasar mobil masih memberikan pengaruh pada laba bersih Astra.
Sementara itu, perseroan mendapatkan keuntungan tajam dari divisi agribisnis. Laba bersih divisi agribisnis naik 120% menjadi Rp 625Â miliar sepanjang kuartal I 2014. Kepemilikan saham PT Astra Agro Lestari Tbk sebesar 79,7% dimiliki oleh PT Astra International Tbk.
"Persaingan harga di pasar mobil telah mengurangi penghasilan di sektor otomotif Astra, meski pun volume penjualan meningkat. Sementara itu, kinerja dari sektor agribisnis mengalami peningkatan terutama disebabkan oleh naiknya harga CPO," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto.
Ia menambahkan, sektor kontraktor pertambangan dapat meningkatkan volume produksi batu bara. "Kami memperkirakan peningkatan kompetisi di pasar mobil dan lemahnya harga batu bara akan terus berlanjut pada 2914," kata Prijono.
Pada perdagangan saham Senin pekan ini, saham ASII turun 3,49% ke level Rp 7.600 per saham. Nilai transaksi saham sekitar Rp 379,3 miliar dengan frekuensi perdagangan saham sekitar 4.102 kali.