Wall Street Tertekan Konflik Ukraina-Rusia

Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah di tengah kekhawatiran memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 03 Mei 2014, 04:38 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2014, 04:38 WIB
Wall Street
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) di tengah kekhawatiran memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina. Hal ini mendorong maraknya aksi ambil untung menjelang akhir pekan dan mengimbangi optimisme pasar terhadap cemerlangnya data tenaga kerja AS.

Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (3/5/2014), indeks saham Dow Jones turun 45,98  poin (0,28%) ke level 16.512,b9. Indeks saham S&P 500 terkikis 2,54 poin (0,13%) ke level 1.881,14. Indeks saham Nasdaq melemah tipis 3,554 poin (0,09%) ke level 4.123,897.

Sekitar 5,9 miliar saham berpindah tangan di Bursa AS, atau di bawah rata-rata 6,7 miliar selama lima hari terakhir, menurut data dari BATS Global Markets .

Saham sektor kesehatan menjadi salah satu penggerus terbesar indeks saham S&P 500, termasuk produsen obat AS yaitu Pfizer Inc yang harga sahamnya anjlok 1,3% setelah AstraZeneca Plc menolak tawaran yang diajukan Pfizer. Sebelumnya, AstraZeneca Plc juga pernah dua kali menolak tawaran perusahaan farmasi itu.

Laporan dari Ukraina turut menambah tekanan pasar. Sebanyak  lebih dari 40 orang tewas akibat bentrok yang terjadi antara demonstrans pro Rusia dan pendukung rusia di Kota Odessa, Ukraina.

Ini merupakan aksi kekerasan terburuk yang terjadi di pelabuhan Laut Hitam sejak Presiden Viktor Yanukovich digulingkan pada Februari lalu.
 
"Ketegangan geopolitik kembali membuat pasar khawatir sehingga aksi ambil untung marak terjadi," ungkap analis pasar dari Prudential Financial, Quincy Krosby.

Harga minyak naik merespons memanasnya suhu di Ukraina. Hal ini mengangkat saham Exxon Mobil dan perusahaan energi lainnya, yang membatasi laju penurunan S&P 500 .

Rilis data pekerjaan AS yang naik ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir menunjukkan kebangkitan ekonomi di kuartal II 2014. Berita itu sempat mendongkrak pasar saham dan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya.

Harga saham LinkedIn Corp turun 8,4% menjadi US$ 147,73 , sehari setelah perusahaan jejaring sosial memperkirakan pendapatan 2014 di bawah ekspektasi. Begitupun saham Expedia juga jatuh 3,7% menjadi US$ 71,15 per saham.

Dari laporan kinerja keuangan perusahaan, sekitar 75% perusahaan sanggup mengalahkan ekspektasi laba, sekitar 51,3% telah melampaui ekspektasi penjualan, di bawah 61%  melanjutkan tren baru-baru ini.

Saham Exxon, yang merilis hasil kinerja kuartal I 2014 bersama dengan ConocoPhillips  dan Chevron , naik 0,6% menjadi US$ 102,01  per saham. Saham ConocoPhillips naik 2% menjadi US$ 76,52. Sementara saham Chevron, yang membukukan laba kuartalan lebih rendah dari perkiraan, merosot 0,2% menjadi US$ 124,72.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya