Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Tiphone Mobile Tbk (TELE) menguat 1,19% ke level Rp 850 per saham pada perdagangan saham Selasa (20/5/2014) pukul 09.39 WIB. Hal itu seiring rencana anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yaitu PT Pins Indonesia membeli saham TELE sekitar 10%-25%.
Sekretaris Perusahaan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk, Samuel Kurniawan menuturkan, perseroan memang telah menerika penawaran kerja sama strategis dari PT Pins Indonesia dalam distribusi ritel perangkat penunjang telekomunikasi.
PT Pins Indonesia yang didirikan sejak 17 Oktober 1995 ini bernama PT Pramindo Ikat Nusantara. Pada awalnya fokus perseroan untuk menyelenggarakan kerja sama operasi (KSO) telekomunikasi di Sumatera. Saat ini, perusahaan aktif dalam integresi perangkat dan jaringan dengan kemampuan sumber daya manusia dan kapabilitas sistem yang baik.
Advertisement
Untuk mengawali kerja sama itu, perseroan dan para pemegang saham utama Perseroan telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli saham bersyarat dengan PINS pada 19 Mei 2014. Perseroan mengharapkan transaksi jual beli saham ini dapat diselesaikan pada 2014.
"Rencana transaksi jual beli saham ini sekitar 10%-25%. Kami ingin penyelesaian transaksi ini secepatnya," ujar Samuel, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (20/5/2014).
Ia menuturkan, melalui kerja sama ini dapat memperkuat lini bisnis premise equipment dari PINS, ekspansi dan diversifikasi dari lini bisnis distribusi perseroan. "Saling memperkuat masing-masing pihak sehingga diharapkan saling menguntungkan," kata Samuel.
Saat ditanya mengenai akan digunakan untuk apa saja dana hasil penjualan saham TELE, Samuel menuturkan, pihaknya akan melakukan pengembangan usaha lebih besar di bidang telekomunikasi. Namun kerja sama ini belum dapat dipastikan kapan dampaknya terhadap perseroan.
"Kalau transaksi ini cepat selesai maka tahun ini terasa, tapi kalau akhir tahun maka tidak terlalu berdampak," kata Samuel.
PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk mengincar pendapatan sekitar Rp 15 triliun dan laba bersih Rp 350 miliar-Rp 400 miliar pada 2014. "Tulang punggung perseroan masih ditopang dari bisnis voucher dan distribusi handset," tutur Samuel.
Hingga kuartal I 2014, perseroan mencatatkan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 17,06% menjadi Rp 60,71 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 51,85 miliar. Lalu pendapatan perseroan naik 51% menjadi Rp 3 triliun selama tiga bulan pertama 2014.
Pemegang saham perseroan antara lain PT Upaya Cipta Sejahtera sekitar 45%, PT Esa Utama Inti Persada sekitar 18%, dan publik kurang dari lima persen sekitar 37%. (Ahm/)