Wall Street Menghijau, Indeks S&P 500 dan Dow Jones Cetak Rekor

Melambatnya penjualan ritel di AS yang mendorong spekulasi The Fed tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 14 Agu 2014, 04:43 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2014, 04:43 WIB
Wall Street Tumbang Dipicu Saham AIG dan Twitter
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Selasa (Rabu pagi).

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat dengan indeks saham S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mencetak rekor tertinggi dalam dua minggu.

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (14/8/2014), kenaikan ini dipicu melambatnya penjualan ritel di AS yang mendorong spekulasi Bank Sentral AS atau Federal Reserve tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga.

Saham Amazon.com Inc tercatat naik 2,2 persen setelah ChannelAdvisor Corp mengumumkan adanya kenaikan penjualan sebesar 40 persen pada Juli. Vertex Pharmaceuticals Inc melonjak 3,9 persen memimpin kenaikan di antara saham kesehatan.

King Digital (KING) Entertainment Plc anjlok 23 persen perdagangan setelah membukukan penjualan yang lebih buruk dari ekspektasi dan memangkas prospek 2014. Macy Inc kehilangan 5,5 persen setelah laba turun dari perkiraan.

Indeks S&P 500 naik 0,7 persen menjadi 1.946,72 di New York, cetak rekor tertinggi sejak 30 Juli. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 91,26 poin atau 0,6 persen menjadi 16.651,8, juga tertinggi dalam dua minggu. Sekitar 5,1 miliar saham berpindah tangan di Bursa AS, 11 persen di bawah rata-rata tiga bulan.

"Angka ritel mungkin menandakan The Fed tidak akan begitu agresif dalam menaikkan suku dalam waktu dekat," ungkap Kepala Investasi Strategis  di RW Baird & Co,  Bruce Bittles.

Departemen Perdagangan AS melaporkan, penjualan ritel hanya tumbuh 0,2% seperti pada Juni, akibat penurunan penerimaan di dealer mobil, serta penjualan lemah pada furniture, elektronik dan peralatan.

Data ekonomi terbaru menunjukkan produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh 4 persen pada kuartal II 2014 (year on year). Hal ini membenarkan pandangan The Fed bahwa kontraksi kuartal I 2014 hanyalah sementara. Pengusaha di AS menambahkan lebih dari 200 ribu pekerjaan pada Juli. (Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya