Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba bersih susut 32 persen menjadi US$ 167,90 juta selama semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 247,95 juta.
Laba bersih turun 32 persen mengingat dimasukkannya keuntungan dari akuisisi Balangan pada semester I 2013. Selain itu, Adaro menurunkan biaya kas batu bara (tidak termasuk royalti) sebesar 13 persen menjadi US$ 31,74 per ton pada semester I 2014.
Biaya ini sebagian besar disebabkan oleh nisbah kupas yang lebih rendah, beban pengangkutan dan perawatan lebih rendah, biaya bahan bakar lebih rendah dan inisiatif pengurangan biaya lainnya.
Advertisement
Meski laba susut, perseroan mencatatkan pendapatan naik tipis 7,2 persen menjadi US$ 1,69 miliar pada semester I 2014.
Volume penjualan lebih tinggi 13 persen mendukung kenaikan pendapatan naik tipis meski harga jual rata-rata turun 5 persen. Sementara itu, Ebitda naik 31 persen menjadi US$ 513 juta.
"Kami fokus pada efisiensi dan produktivitas dalam menghasilkan margin yang baik. Likuiditas yang kuat membuat kami lebih fleksibel dalam menghadapi tekanan pasar. Kami percaya fundamental jangka panjang untuk batu bara tetap utuh, dan pada saat pasar menemukan titik keseimbangan, harga batu bara akan membaik," ujar Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir.
Beban pokok pendapatan perseroan naik menjadi US$ 1,26 miliar. Sehingga laba kotor perseroan naik menjadi US$ 432,66 juta pada enam bulan pertama 2014.
Kinerja laba turun didorong dari selisih kurs mencapai US$ 2,02 juta pada semester I 2014. Selain itu, pendapatan dari entitas asosiasi mengalami kerugian sekitar US$ 310 ribu pada semester I 2014 dari periode sama sebelumnya untung US$ 30 ribu.
Akan tetapi, perseroan mampu mencatatkan pendapatan keuangan naik 18,44 persen menjadi US$ 7,6 juta pada semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 6,4 juta.
Hingga 30 Juni 2014, perseroan membukukan liabilitas jangka panjang mencapai US$ 2,7 miliar. Ekuitas perseroan mencapai US$ 3,3 miliar. Perseroan mengantongi kas sebesar US$ 938,02 juta pada 30 Juni 2014.
Hingga kuartal II 2014, perseroan memproduksi sebanyak 13,84 juta ton. Dengan demikian, perseroan masih berada posisi tepat untuk mencapai target produksi 54 juta ton-56 juta ton pada 2014. Pemegang saham perseroan antara lain PT Adaro Strategic Investments sebesar 43,91 persen dan Garibaldi Thohir sebesar 6,18 persen.
Pada perdagangan saham Kamis 28 Agustus 2014, harga saham ADRO turun 1,12 persen menjadi Rp 1.325 per saham. Nilai transaksi harian saham mencapai Rp 43 miliar. Total frekuensi perdagangan saham 1.951 kali. (Ahm/)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!